Arsitektur Gereja BERGAYA TRINITAS

Bangunan gereja, selalu menarik perhatian karena dibangun dengan kemasan arsitekturyang klasik dan menawan. Perspektif sakralnya tak hilang ditengah bangunan modern.

 
GKPO Halim Perdanakusuma
    Gereja Kriten Protestan Oikoumene misalnya. Gereja unik bermodel segitiga yang terletak di jalan Angkasa I No 101 Halim Perdana Kusuma ini bisa menjadi perhatian kita. Awalnya gereja Protestan ini berdiri pada tahun 1957 namun pembangunannya dimulai pada tahun 1965. Jika ditelusuri, gereja yang berdiri diatas lahan 5000 meter persegi ini memiliki beragam fungsi. Selain sebagai tempat peribadatan yakni di gedung utama, pada sayap kanannya ternyata berfungsi sebagai gedung serbaguna. Sedangkan pada sayap kiri dikhususkan sebagai tempat para jemaat melakukan aktifitas paduan suara. Sementara, jika sedikit naik keatas terdapat tempat bagi anakanak dan remaja untuk melakukan kegiatan sekolah minggu. Tak hanya itu, disitu juga terdapat ruang konsistori yakni tempat bagi para majelis serta pendeta berkumpul sebelum melakukan kegiatan ibadahnya.
 
    Adapun tanah gereja itu sendiri dahulu merupakan pemberian para petinggi TNI AU kepada warga kristiani di Halim. “Pemberian tersebut bertujuan untuk mempersatukan umat protestan di kawasan Halim dalam satu gereja,” kata Sanun Kepala Rumah Tangga dan Sekertaris Pembangunan GKP Ouikoumene Halim. Tentang arsitekturnya sendiri, Sanun mengatakan GKPO mengadopsi bangunan bergaya segitiga. “Segitiga itu sebagai simbol dasar utama kepercayaan Kristen, yakni Trinitas kemudian diangkat sebagai arsitektur gereja,” ungkap Sanun.
 
Mosaik Oikoumene Bersegilima
    Yang menarik adalah bagian interior gereja. Di bagian ini terlihat jelas serambi yang menopang ruangruang di dalam gereja. Penekanannya simetris dan perbandingannya terasa harmonis. Serambi-serambi di bagian kanan dan kiri mengikuti bentuk segitiga gereja yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat konstruksi miring yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan merata sehingga pencahayaan cukup maksimal dan efisien. Desainnya juga terasa anggun. Lantai dasarnya ditanami keramik. Apalagi dengan serentetan bangku kayu peribadatan yang berbaris teratur mengisi ruang di setiap sisi gedung. Selain itu gereja ini juga memiliki beberapa peralatan musik yang sampai sekarang digunakan untuk mengiringi lagu pujian pada saat kebaktian.
     Hal menarik lainnya adalah pada bagian belakang mimbar gereja. Disana terdapat mosaik Oikoumene bersegi lima. “Itu melambangkan keberagaman suku yang ada di Indonesia serta kelima dasar dari Pancasila,” terang Sanun yang mengaku bahwa GKPO kini telah memiliki jemaat sebanyak 1000 kepala keluarga. Jadi, ternyata doktrin dasar Kitab Suci bisa juga dijadikan inspirasi arsitektur bangunan gereja.