Megahnya Bangunan KAVALLERIE-ARTILLERIE Pura Mangkunegaran Surakarta
- Kategori Induk: LIFESTYLE & LEISURE
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 18 Juli 2011 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 7143
- 18 Jul
dirinya sebagai kota heritage. Solo memiliki banyak peninggalan bangunan bersejarah yang hingga saat ini masih berdiri dengan kokoh dan menjadi ikon penting dalam kehidupan masyarakat kota Solo.
Salah satu bangunan bersejarah yang hingga saat ini masih berdiri adalah sebuah bangunan bekas markas pasukan Legiun Mangkunegaran yang disebut dengan bangunan Kavallerie-Artillerie. Letaknya berada di dalam komplek Pura Mangkunegaran, sebuah kerajaan yang berada di dalam wilayah administratif kota Surakarta. Untuk dapat menjunpai bekas markas pasukan Legiun Mangkunegaran, kita tinggal berkunjung ke Pura Mangkunegaran. Lokasi markas ini berada di sebelah selatan Pura Mangkunegaran yang berbatasan langsung dengan Pamedan, sebuah tanah lapang luas yang dahulu digunakan untuk berlatih para anggota Legiun. Bangunan Kavallerie-Artillerie didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegaran ke IV tepatnya pada tahun 1874, sebagai bagian dari upaya penataan pasukan yang lebih solid bagi kerajaan yang dilakukan bersama-sama dengan pemerintahan Belanda di Indonesia.
Simbol Kemegahan Pasukan
Bangunan Kavallerie-Artillerie merupakan sebuah simbol dari kejayaan pemerintahan Pura Mangkunegaran di tanah Jawa. Arsitektur bangunan ini sangat kental dengan nuansa kolonial. Bentuk-bentuk yang muncul dalam permainan profil pada sebagian besar dinding bangunan dan dimensi ukuran ruang yang sangat tinggi, memperkuat nuansa kolonial yang melekat pada bangunan ini. Sebagai wujud simbolisasi peradaban sebuah kebudayaan yang terjadi pada masanya, bangunan ini memberikan bukti-bukti adanya kekuasaan dan kepiawaian seorang penguasa dalam mengatur kekuatan seluruh pasukan demi stabilitas di dalam daerah kekuasaannya. Bangunan Kavallerie-Artillerie terbentuk dari susunan beberapa bangunan, dengan bangunan inti terdiri dari dua lantai yang sekaligus berperan sebagai fasade bangunan yang menawan.
Bangunan-bangunan ini dahulu merupakan tempat kediaman bagi pasukan berkuda dan pasukan bersenjata meriam. Dinding bangunan ini dibentuk dari batu bata merah yang sangat tebal dan besar, sehingga membentuk dinding yang memiliki ketebalan 40 cm. Lantai yang digunakan untuk membentuk konstruksi pada lantai atas tersusun bukan dari beton bertulang melainkan masih menggunakan balok-balok besar berukuran tebal 20 cm X 40 cm. Dinding-dinding yang gagah dan kuat pada bangunan ini dipercantik dengan adanya kusen jendela dan pintu yang berukuran tinggi hingga 400 cm. Balok-balok pembentuk kusen pintu dan jendela ini adalah kayu jati yang dilengkapi dengan teralis baja yang memberikan kesan tegas layaknya para prajurit Legiun Mangkunegaran. Pada fasade bangunan, terdapat empat tiang penyangga mezanin yang berdiri kokoh menjulang, menampakkan nuansa kolonial yang semakin kuat. Diatasnya dengan jelas tertulis sebuah prasasti yang bertuliskan “1874 KAVALLERIE-ARTILLERIE”. Bangunan berkonstruksi dua lantai ini tidak menggunakan struktur besi dan baja. Bahan baku yang digunakan untuk menyusun batu bata pada dinding adalah pasir yang dicampur dengan bubuk bata merah dan tetes tebu. Pada bagian tepi dinding pintu diberikan inlay berupa ketebalan acian yang menjadikan ciri khas utama pada bangunan-bangunan kolonial.
Istal Kuda Pasukan Kavallerie
Apabila kita berjalan lebih ke dalam lagi, akan dijumpai banyak sekali bekas istal-istal kuda di dalam bangunan ini. Istal kuda terbentuk dari konstruksi kayu jati solid yang masih berukuran relatif tebal dan besar. Bagian atap istal kuda menggunakan atap genteng berglasur yang hingga saat ini masih banyak dijumpai di tempat ini. Lantai pada sebagian besar bangunan Kavallerie-Artillerie ini kebanyakan menggunakan batu kali bertekstur sangat kasar. Mengesankan suasana di dalam markas yang berbalut kekuatan dan kesan maskulin yang demikian kuat di dalam kehidupan para prajurit penunggang kuda dan pembawa meriam. Sisa-sisa keindahan istal masih terlihat dengan jelas ketika kita melihat pagar dan dinding-dinding pembatas yang masih terlihat diantara reruntuhan istal. Di depan masing-masing deretan istal kuda tersebut terdapat parit-parit yang berkedalaman lebih dari 200 cm, berfungsi untuk mengalirkan air bagi kebutuhan seluruh kuda yang ada dalam bangunan ini. Bangunan Kavallerie-Artillerie sebagai sebuah markas pasukan, juga dilengkapi dengan gardu penjaga, gudang senjata dan gudang perbekalan untuk logistik para prajurit.
Setelah tidak digunakan lagi sebagai markas pasukan, bangunan ini dihuni oleh masyarakat sebagai rumah tinggal bersama. Kebersamaan masyarakat yang bermukim di dalamnya mampu memelihara keutuhan bangunan Kavallerie-Artillerie. Tidak jarang di tempat ini sering digunakan sebagai tempat pementasan pertunjukan musik berkelas nasional dan internasional. Sampai saat ini bangunan ini telah berusia lebih dari 135 tahun. Sebagai simbol kekuatan dan kejayaan, bangunan Kavallerie-Artillerie memberikan kepada generasi saat ini sebuah makna. Makna yang di dalamnya sungguh menyiratkan keteguhan diri, kekuatan, semangat, dan kejayaan yang tidak pernah lekang oleh waktu. Desain pintu yang terdapat pada istal kuda bangunan Kavallerie-Artillerie Pura Mangkunegaran di Surakarta. Pintu ini terbuat dari bahan kayu jati menempel pada tembok yang memiliki ketebalan 40cm. Engsel yang berfungsi untuk memutar daun pintu pada bidang dinding menggunakan baja yang ditanam ke dalam tembok. Istal kuda yang berderet banyak sekali terdapat pada ruang-ruang bangunan Kavallerie-Artillerie. Ruang-ruang ini berfungsi untuk menyimpan kuda-kuda perang milik pasukan kavallerie dan meriam milik pasukan artillerie. Sisa-sisa reruntuhan dan kekhasan istal ini masih terlihat hingga kini.