Ekspresi dinamis nan praktis
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 14 Mei 2010 16:52
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2957
- 14 Mei
Tinggal di apartemen saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tak lagi karena faktor kedekatan, kemudahan atau jauh dari kemacetan semata, yang mendorong orang untuk memilih tinggal di apartemen. Namun segala yang terkait dengan kepraktisan, turut berperan di dalamnya.
Keputusan untuk tinggal di apartemen harus diiringi kesadaran akan terbatasnya ruang yang ada. Untuk itu, perlu siasat dalam mengolah interior agar diperoleh kenyamanan yang maksimal. Tata letak ruang dan perabot, pemilihan furnitur dan pengolahan interior diperlukan agar ruangan yang sempit terasa lapang dan luas. Selain itu dibutuhkan juga sentuhan soft furnishing menarik agar tercipta suasana untuk menunjang kenyamanan.
Upaya itu pula yang dilakukan oleh pemilik apartemen yang berlokasi di CBD Serpong Tangerang. Menggandeng seorang desainer interior, Hesti Silvyanti, keterbatasan ruang apartemen dapat diminimalisir. Tatanan interior didesain dengan fungsional lewat perabot-perabot built-in yang kompak. Selain desain fungsional, tampilan interior menunjukkan ekspresi dinamis dengan sentuhan romantis lewat penggunaan material dan sentuhan soft furnishing yang digunakan. Inilah yang menjadi kekuatan desain unit apartemen seluas 58,5m²ini.
Di seberang dengan sofa, terdapat meja konsol untuk meletakkan televisi, berdampingan dengan lemari untuk kulkas. Sebagai aksen, dinding belakang televisi ditutup pelapis dinding bercorak batu bata, dengan susunan acak.
Bentuk meja makan yang berdesain simpel diberi aksen motif kayu pada bagian atasnya. Gurat kayunya makin terlihat jelas, memancarkan kehangatan. Untuk bagian kaki meja, dipilih material stainless steel agar terkesan modern. Untuk kesinambungan tema, dapat digunakan perangkat makan dalam warna biru, senada dengan warna sofa.
Untuk menghemat tempat, dapur didesain model single line. Sebagai aksen, lemari kabinet dapur menggunakan kombinasi plywood warna cokelat kayu polos dengan veneer bercorak gurat kayu dengan finishing Polyurethane (PU) serta kaca lapis sandblast. Dinding belakang dapur ditutup kaca cermin. Selain agar ruang terkesan lebih luas, juga untuk memberi sentuhan modern.
Keterbatasan ruang di apartemen ini ditanggapi dengan penggunaan furnitur berbentuk simpel dan fungsional. Ruang duduk, hanya diisi sofa dua dudukan dan satu kursi tanpa lengan. Warna biru yang menutup sofa, terlihat kontras dengan latar belakang dinding yang berwarna cokelat muda. Yang menarik, ditengah kesan dinamis yang terpancar, terselip sentuhan romantis. Warna dan motif perangkat sofa, serta penggunaan sheer warna cokelat keemasan yang menutup jendela, menjadi pemicu terciptanya suasana romantis. Selain itu Hesti juga menambahkan motif floral dalam tatanan, yaitu sebagai upholstery pada kursi tanpa lengan, penutup bantal dan sheer, yang makin memperkuat kesan romantis.
Jangan biarkan lemari built in tampil polos. Tambahkan kaca es bermotif floral sebagai aksen pada daun pintunya.
Dinding belakang tempat tidur ditutup panel kayu, diapit kaca cermin di kanan kirinya sebagai aksen. Nuansa cokelat sebagai tema ruangan, memberi kesan hangat.
Kamar mandi dapat diakses dari dua arah, yaitu dari dalam kamar tidur utama dan dari ruang duduk.
Ekspresif
Keterbatasan ruang di apartemen, seringkali menjadi hambatan dalam mempercantik ruangan. Namun, tidak di unit apartemen ini. Sudut-sudut ruang diolah dengan ekspresif, hingga tetap terlihat cantik. Salah satunya terlihat pada pengolahan plafon di area ruang makan. Drop ceiling sengaja ditempatkan di area ini. Besarannya mengikuti ukuran meja makan, hingga terlihat serasi. Sebagai hiasan, digunakan lampu gantung unik berdesain simpel.
Melengkapi tatanan di area ini, dinding ruang makan ditutup kaca cermin. Penempatan cermin memang menjadi langkah jitu untuk merefleksikan keleluasaan ruang. Dan untuk menghemat tempat, meja makan sengaja diletakkan menghimpit ke dinding.
Nuansa cokelat yang mendominasi tatanan, tidak dibiarkan tampil sebagai monokromatik color. Selain warna biru pada sofa di ruang duduk, di area ruang makan digunakan warna putih pada perangkat kursinya. Langkah ini menjadi aksen sehingga ruangan tidak menjadi membosankan.
Berlanjut ke kamar tidur, tatanan interiornya masih mengusung tema yang sama, yaitu kental dengan sentuhan cokelat. Drop ceiling kembali digunakan menjadi pemanis di kamar tidur utama. Agar ruangan tak terlihat kosong, dinding belakang tempat tidur ditutup panel kayu warna cokelat tua. Beberapa furnitur built-in lainnya terlihat melengkapi, seperti hanging table di kanan kiri tempat tidur atau lemari built-in di seberangnya.
Sementara untuk kamar anak, tampil dalam desain lebih dinamis, dalam balutan warna cokelat muda pada furniturnya. Sengaja dipilih tempat tidur model sorong, untuk mengakomodir kebutuhan. Backhead tempat tidur didesain berupa rak-rak gantung yang menerus ke sepanjang dinding. Salah satu bagian rak, dilengkapi dengan kait penahan, sehingga dapat berfungsi sebagai meja belajar.
Pemilihan furnitur dan tata letak ruang secara tepat, menjadi salah satu penentu dalam mengatasi keterbatasan ruang dalam apartemen. Namun, jangan lupakan sentuhan-sentuhan yang dapat menjadi point of view. Warna dan tekstur soft furnishing dapat menciptakan ekspresi berbeda dalam sebuah tatanan. Ruangan tidak hanya lega dan lapang namun juga nyaman dan menawan.
Lokasi : Kediaman Bapak Bimo, Apartemen CBD Serpong Tangerang.
Desainer Interior : Hesti Silvyanti