Merancang home theatre
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 14 Mei 2010 22:26
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 4286
- 14 Mei
saat liburan harus tetap ‘bersosialisasi’ dengan lingkungan luar.
Jika Anda termasuk orang yang mudah suntuk dan hobi menyaksikan film namun enggan melangkahkan kaki ke gedung bioskop, perangkat home theater bisa menjadi pilihan. Mungkin akan sedikit memakan biaya, tetapi cukup efektif jika ingin tetap bersantai di dalam rumah.
Mediasi hiburan di dalam rumah harus didesain sebaik mungkin. Manfaatkan waktu yang berharga untuk menikmati suasana nyaman di dalam rumah.
Banyak hal yang harus diperhatikan kala mendesain sebuah home theatre.
1. Besaran Ruang. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana layaknya di dalam bioskop. Jika Anda menggunakan plasma TV sebaiknya ruangan yang dipakai minimal 3×4 meter. Tapi jika proyektor jadi pilihan Anda, gunakan ruangan seluas 4×6 meter untuk kenyamanan Anda.
2. Penerangan. Kondisi cahaya ruangan berpengaruh terhadap gambar yang dihasilkan oleh layar. Untuk pencahayaan terang, plasma TV mampu menghasilkan gambar yang cukup optimal. Sementara jika menggunakan layar proyektor, dianjurkan untuk mengkondisikan ruang dalam pencahayaan yang lebih gelap, agar gambar yang dihasilkan bisa semakin tajam.
3. Akustik. Agar bunyi dan dentuman suara yang dihasilkan oleh perangkat home theater Anda lebih terasa, tutupi kaca jendela dengan tirai. Tidak hanya jendela, lantai dan dinding pun sebaiknya dilapisi dengan karpet, glasswool, atau wallpaper. Dengan demikian, bunyi yang dikeluarkan tidak akan terpantul kembali.
4. Perangkat Audio. Suara dan bunyi pastinya tergantung dengan mutu speaker kita. Idealnya, perangkat home theatre memiliki minimal lima speaker dengan output berbeda, dua front speaker, dua surround, satu center dan sebuah sub woofer.
Perlengkapan
Sebaiknya untuk urusan melepaskan suara percayakanlah pada perangkat yang telah mengadopsi sinyal Dolby Digital Surround. Mengapa Harus Dolby Digital? Pertanyaan ini kerap ditanyakan oleh konsumen. Seperangkat home theatre biasanya dilengkapi dengan player (DVD), receiver (berfungsi untuk mengolah sinyal digital sekaligus amplifier), speaker, dan display (TV/proyektor). Dalam kondisi pemakaian normal, output audio dari DVD akan dihubungkan ke receiver untuk diolah dan diamplifikasi sebelum terhubung ke speaker.
Pada umumnya, receiver sudah mendukung fungsi dekoder untuk sinyal Dolby Digital dan DTS. Pastikan receiver Anda memiliki feature tersebut agar bisa menerima sinyal Dolby Digital. Hal ini bisa dilihat pada logo Dolby Digital yang biasanya menempel pada panel depan receiver atau dengan mempelajari buku manual.
Kembali ke pertanyaan awal, mengenai mengapa digunakan standar Dolby Digital, hal ini semata-mata karena Dolby Digital merupakan standar yang paling umum tersedia pada receiver. Home theatre generasi baru menggunakan materi DVD dengan track audio Dolby Digital sebagai standar dan track DTS pada beberapa judul.
Penggunaan standar Dolby Digital untuk menghubungkan player ke home theatre akan memudahkan integrasi dari player itu sendiri. Konsumen tetap dapat menggunakan perangkat yang sudah ada untuk menikmati tata suara multi-channel dari player pada perangkat home theatre-nya.
Selanjutnya jika fasilitas home theater sekaligus digunakan untuk berkaraoke, sebaiknya tambahkan satu buah speaker khusus untuk vokal. Gunakan saluran listrik khusus untuk perangkat home theater Anda. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga jiga suatu saat voltase turun dan menimbulkan masalah pada saluran listrik yang dapat merusak piranti hi-fi.
Setelah player Anda siap dalam artian audio dan video, jangan lupa perhatikan sistem pendingin ruangan. Hal ini diperlukan untuk menjaga suasana Anda dan keluarga agar tetap sejuk dan nyaman. Tidak hanya itu, AC pun berfungsi untuk memelihara piranti Anda agar tidak terlalu panas.
Menata Home Theatre
• Jenis audio, memengaruhi pantulan suara yang ada di dalam ruangan. Pilih desain audio yang simpel agar tidak mengganggu tampilan interior.
• Material penutup dinding. Akustik yang bagus akan menghasilkan suara yang bagus pula. Untuk material dinding pelapis kedap suara, pilih yang mudah pemeliharaannya seperti polyester. Sebaiknya, hindari material pelapis yang terbuat dari katun. Untuk bentuknya, pilih bentuk modular agar lebih mudah dibongkar pasang saat terjadi masalah.
• Sistem elektrikal. Sebaiknya semua sistem kelistrikan terletak dibawah lantai, dan lapisi dengan karpet atau material lain yang mudah dibuka. Selain agar tampilan tidak berantakan juga jika suatu waktu terjadi masalah kelistrikan dapat dengan mudah ditangani.
• Buatlah desain furnitur yang kompatibel untuk meletakkan satu sistem video dan audio. Untuk material kursi sebaiknya pilih yang nyaman dan jangan memiliki banyak motif.
• Penutup lantai, pilihlah bahan-bahan yang mudah perawatannya. Sebaiknya gunakan karpet untuk mendapatkan hasil akustik lebih baik, atau bahan parket yang solid.