Cibubur Sang Primadona
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 31 Agustus 2009 22:06
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2136
- 31 Agu
Tengok saja, sejak dibukanya Jalan Transyogi yang membelah kawasan Cibubur, perkembangan propertinya melesat. Faktanya, di sepanjang jalan bisa dijumpai puluhan kawasan perumahan yang dibangun oleh banyak pengembang besar maupun kecil. Tak hanya itu, di sepanjang Jalan Transyogi, banyak spanduk yang menawarkan unit-unit rumah baru -mulai dari segmen menengah sampai kelas mewah. Itupun tak hanya perumahan, sektor lainnya seperti ruko dan pusat perbelanjaan juga ikut tumbuh bak cendawan.
Pendeknya, perkembangan propertinya tiap tahun terus meningkat, terutama dari sisi pasokan unit baru di sepanjang koridor Exit Toll Cibubur–jalan Transyogi–Cileungsi–Jonggol. Sejak awal memang area ini diperuntukkan sebagai hunian. Apalagi, didukung pula oleh kondisi alamnya yang relatif lebih asri dibandingkan di wilayah ibukota. Mulai dari kondisi air yang jernih, lingkungan hijau, maupun pesatnya perkembangan kawasan yang dihuni oleh area komersial maupun fasilitas umum.
Tak heran, jika akhirnya Cibubur tetap diminati oleh warga komuter. Buktinya, penjualan properti di lokasi ini terus berdenyut, meski beberapa pengembang mengakui ada sedikit penurunan ketimbang periode yang sama pada tahun lalu.
Magnet Cibubur
Seperti diketahui, perkembangan Cibubur diawali sejak tahun 1997 oleh beberapa developer yang tersihir oleh kemolekan alam serta lokasi asri Cibubur. Mulai dari Konsorsium Duta Pertiwi yang membangun perumahan Kota Wisata dengan konsep Lima Benuanya, menyusul perumahan Raffles Hill, Puri Sriwedari, Taman Laguna, Citra Grand, Kota Wisata, Legenda Wisata, hingga perumahan Kota Taman Metropolitan (KTM) dan Citra Indah yang posisinya cukup jauh ke arah Cileungsi/Jonggol.
Dampaknya, ribuan hektare lahan habis dilahap untuk dijadikan pemukiman. Otomatis harga tanah pun melonjak tajam. Dan, tak bisa dipungkiri bahwa areal perumahan di Cibubur menjadi wilayah baru target perpindahan masyarakat Jakarta yang gemar mencari hunian sejuk, aman, nyaman dan bebas dari banjir. Ditambah pula bahwa bencana banjir Jakarta yang disebut sebagai siklus lima tahunan yang telah berubah menjadi siklus setiap tahun -menjadi pemicu utama bergesernya kebutuhan perumahan ke kawasan Cibubur.
Pasar Terjangkit Kejenuhan
Namun, pesatnya perkembangan bisnis properti di kawasan ini bisa berakibat pasar menjadi jenuh. Banyak pihak menilai perkembangan properti di Cibubur sudah mencapai puncaknya. Namun, kondisi seperti ini justru membuka peluang bagi kawasan sekitar Cibubur, seperti timur Cileungsi dan Citeureup untuk berkembang. Kabarnya, beberapa pengembang mulai melirik timur Cibubur, seperti Cikeas, Cileungsi, Jonggol, Gunung Putri hingga Citeureup. Pasalnya, kawasan-kawasan tersebut masih banyak memiliki lahan terbuka yang menjanjikan.
Apalagi, kabar tentang rencana pembangunan jalan JORR II sepanjang 27,1 km yang menghubungkan Cibubur-Cibitung. Tentunya akan membuat kawasan Timur Cibubur semakin menarik karena kemudahan akses tol dan akan memicu tumbuhnya perumahan-perumahan baru.
Perbedaan perkembangan kawasan yang cukup mencolok antara Cibubur dan daerah di sebelah timurnya sebenarnya merupakan sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Selain karena potensinya yang cukup besar, persaingannya juga masih belum terlalu ketat seperti yang sekarang terjadi di Cibubur. Inilah yang ditangkap oleh banyak pegembang untuk menggapai keuntungan di kawasan timur Cibubur.
Atraktif dan Ekstensif
Seperti yang dituturkan oleh Ketua AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia), Tirta Setiawan. Prospek Cibubur masih dalam kondisi stabil dan indikasi kejenuhan pasti ada dimanapun. “Kalau pengembang besar semakin banyak yang masuk, maka kawasan tersebut bukan hanya sesak, tapi juga semakin berkembang,” ujarnya.
Menurut Tirta, sejatinya Cibubur merupakan daerah pertumbuhan properti baru yang sangat atraktif dan ekstensif. Dari aspek lokasi saja, daerah ini sangat unik karena terjadi pertemuan antara tiga wilayah perbatasan di Jakarta, yaitu Bekasi, Bogor serta Depok. “Karena itu, sangat menunjang sebagai kawasan baru yang berkembang,” kata Tirta.
Makanya, tak heran jika kawasan Cibubur selalu sesak dengan penawaran menarik dari pengembang. Tengok saja, saat jam-jam sibuk ke kantor atau pada hari libur, arus kendaraan yang keluar masuk begitu padat. Kawasan ini sudah jauh berkembang. Bahkan dalam waktu dekat Cibubur akan menjelma sebagai kota mandiri.
Bila demikian adanya, indikasi tingkat jenuh sektor properti di Cibubur masih akan lama terjadi. Ditambah lagi dengan pembenahan infrastruktur yang terus dilakukan. “Hanya saja kalau Cibubur terus di gempur oleh pembangunan properti baru, sangat disayangkan bila pembenahan sarana dan prasarana terkesan lamban,” tukas Tirta. Kemacetanpun jadi hiburan tetap di pagi dan sore hari. Kalau sudah begitu, pilihan tetap ditangan Anda.