Investasi Properti adalah Kunci
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 03 Desember 2012 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 3656
- 03 Des
Kondisi makro ekonomi yang membaik, dan meningkatnya daya beli masyarakat akan menjadi\ energi pendorong bisnis properti tahun 2013. Otomatis investasi di sektor ini pun kian moncer.
Bila Anda cermati situasi bisnis properti di Jakarta, beberapa pembangunan properti baru dan penyelesaian proyek- proyek properti lama tampak tak henti. Fakta tersebut tentu saja menjadi alasan bahwa bisnis properti terus berdenyut. Head of Strategic Consultancy Procon, Utami Prastiana mengatakan, selama tahun 2012 semua sektor properti mengalami pertumbuhan. “Inflasi dan suku bunga rendah, serta kenaikan Growth Domestic Product (GDP) ikut memberi kontribusi pada sektor properti,” katanya. Utami memprediksi, tahun 2013 pertumbuhan properti bisa menginjak pada angka 7% - 8%. Semua gejala baik itu makin terasa menyejukkan tatkala proyeksi suku bunga tahun \ ini pun tak beranjak jauh dari tahun lalu. “Suku bunga yang stabil, secara makro juga kondusif. Ini sangat positif bagi industri properti,” ujarnya.
Tak hanya itu, kebijakan Bank Indonesia yang menjaga suku bunga rata-rata 6,5 %, pun akan mendorong masyarakat memiliki properti. Kompetisi antar-pengembang yang semakin sengit juga akan menguntungkan konsumen lantaran banjir iming- iming kemudahan pembayaran. Research & Analyst Manager Coldwell Banker Commercial (CBC) Indonesia, Dwi Novita Yeni sepakat dengan Utami. Pendorong utama cerahnya bisnis properti tahun 2013 sudah tampak pada kuartal IV tahun ini. “ Peningkatan di 2012 terutama terjadi di pasokan perkantoran, residensial dan apartemen. Ritel juga meningkat namun masih di bawah sektor perkantoran,” jelasnya. Prospek Investasi Dari sejumlah alasan dan bukti tersebut diatas, maka sektor properti tentunya menjadi ladang investasi yang menggiurkan. Pada sektor perumahan misalnya. Geliat bisnis sektor masih akan didominasi pembangunan rumah kelas menengah atas dengan rentang harga antara Rp 500 juta - Rp 1 miliar. Kawasan perumahan yang akan berkembang ada di sekeliling Jakarta, baik di wilayah Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi. “Pengembang melirik daerah- daerah yang sudah memiliki infrastruktur memadai atau dekat dengan jalan tol,” terang Utami. “ Permintaan di kawasan Serpong, Bogor, dan Bekasi masih bagus,” tambah Dwi.
Utami yakin, tahun 2013 semakin banyak pengembang perumahan yang menawarkan produk ke pasar. Dia memperkirakan, kebutuhan pasokan hunian bisa mencapai 4 juta unit. “ Perumahan akan naik karena suku bunga rendah, perbankan juga akan memberikan kemudahan,” kata dia. Hukum pasar pun berlaku. Permintaan yang tinggi tentu akan mengerek harga. Baik Utami maupun Dwi memperkirakan, tahun 2013, harga rumah akan naik sekitar 12%. Meski demikian, hunian di tengah kota tak akan sepi pembeli. Diprediksi, hunian di tengah kota akan semakin dipilih oleh masyarakat. Ini berdasar tingkat Rusunami yang makin membaik. Belum akan Surut Seperti sektor-sektor bisnis properti yang lain, permintaan apartemen tahun 2013 belum akan surut. Maklum saja, konsumen perlu hunian yang dekat dengan kantor atau lokasi bisnis. Tahun 2013, apartemen- apartemen dengan ukuran minimal 21 meter persegi akan diburu konsumen untuk menunjang aktivitas pekerjaan, bukan lagi sekadar gaya hidup. Dalam dua tahun ke depan di Jakarta dan sekitarnya akan ada tambahan pasokan sebanyak 25.857 unit. Pengembang masih mempersiapkan pembangunan untuk pasokan apartemen baru ini. “Pasar di segmen ini memang menjanjikan,” tukas Dwi.
“ Kenaikan harga untuk tahun depan sekitar 12% -13%. Maklum, harga bahan banguna dan biaya pemasangan listrik akan naik,” ujar Utami. Jadi, itulah gambaran sekilas tentang perkembangan sektor industri properti ke depan. Satu hal penting yang perlu diingat, geliat bisnis merupakan ambaran ekonomi secara menyeluruh. Banyaknya pasokan tentu mengimbangi permintaan. Nah, gambaran permintaan yang tinggi akan properti tentu merupakan efek dari kondisi ekonomi yang menunjang, termasuk peningkatan daya beli konsumen. Tanpa harus ikut-ikutan membeli properti baru, dengan mencermati perkembangan bisnis properti, paling tidak Anda bisa memantau ke mana saja uang Anda bakal berkumpul, karena investasi tetaplah menjadi kunci.