Pilih Property Yang Bebas Banjir
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Selasa, 17 Maret 2009 21:03
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 6388
- 17 Mar
Banjir tahun 2007 lalu memunculkan peta terbaru dari kawasan perumahan di wilayah Jabodetabek. Terlihat jelas kawasan mana saja yang paling ideal untuk hunian, setidaknya bebas banjir. Bukan itu saja, selain bebas banjir, akses transportasi menuju perumahan tersebut juga jauh dari banjir. Dengan begitu, aktivitas penghuni pun tidak terganggu.
Hunian bebas banjir baka menjadi pilihan utama konsumen untuk saat ini. Jangan heran kalau banyak muncul iklan-iklan perumahan dengan gimmick “bebas banjir”. Dua kata ini memiliki daya jual sangat tinggi, terutama untuk proyek-proyek di sekitar Jakarta.
Konsumen pun mulai mengalihkan pandangannya ke beberapa kawasan penyangga Jakarta yang memiliki fasilitas infrastruktur dasar yang layak. Sebut saja kawasan Depok, Cibubur-Cileungsi, Bogor dan beberapa kawasan lain di pinggiran Jakarta. Dipilihnya kawasan tersebut oleh konsumen karena datarannya lebih tinggi dari Jakarta, sehingga saat terkena banjir pun masih dalam kondisi aman. Diprediksikan tahun 2009 nanti, proyek properti bebas banji di pinggiran Jakarta kembali menjadi incaran masyarakat konsumen dan investor properti.
Kedua, yang harus dilihat oleh konsumen adalah potensi kedepan kawasan-kawasan sekitarnya. Seperti memiliki arah pembangunan kedepan yang menjanjikan. Kenapa? Karena selain kenyamanan dan keamanan yang mereka dambakan, potensi investasi juga jadi pertimbangan konsumen lima hingga sepuluh tahun lagi
Menurut Setyo Maharso, Ketua DPD REI DKI, pengembang seharusnya sudah mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk bencana banjir. “ Semua pengembang harus memperbaiki infrastruktur proyek mereka. Dan juga harus bersinergi dengan pemda setempat, agar kawasannya benar-benar bebas banjir,” katanya.
Depok
Di Depok, Grand Sawangan Regensi (GSR) yang dikembangkan PT Mitra Musya Mandiri membangun rumah idaman untuk keluarga yang bebas banjir. Dilihat dari kawasannya yang berada di dataran tinggi, hanya memaksimalkan pembuangan air yang mengarah pada sungai yang terletak tak jauh dari lokasi perumahan. “Mengatasi banjir bukan jadi tanggung jawab pengembang saja, tapi harus ada peran aktif dari pemda setempat dan masyarakat. Sedangkan untuk proyek, untuk mengatasi banjir kami menerapkan konsep hunian yang ramah lingkungan. Prakteknya mencakup elemen resapan, dan pemilahan sampah, serta mengelola air hujan,” ujar Marketing Manager, PT Mitra Musya Mandiri, Cahya Mulyana.
Cileungsi.
Hal serupa juga dilakukan perumahan Taman Cileungsi. Meski berada di kawasan yang bebas banjir, bukan berarti pengelolaan lingkungan tak diutamakan. “Untuk mengatasi banjir lokal, kami telah mempersiapkan sejak awal pembangunan proyek ini. Misalnya mengalirkan limpahan air yang masuk ke danau buatan tak jauh dari sana. “Kami sudah mempersiapkan segala kemungkinan. Sehingga, ketika musim hujan tiba, kawasan kita masih aman dari banjir kiriman. Dan penghuni pun tetap nyaman,” kata Nitik Hening, General Manager Taman Cileungsi.
Jakarta Barat
Antisipasi banjir juga dilakukan oleh Daan Mogot Baru. Menurut General Manager DMB, Juan Panca, pembangunan kawasan bebas banjir tak mudah. “Pengembang harus memikirkan kepentingan masyarakat. Jadi, pengelolaan lingkungan di dalam kawasan tidak merugikan masyarakat sekitar proyek,” katanya.
Ada beberapa langkah yang dilakukan DMB menangani banjir. Memperbanyak drainase, mengelola limbah atau sampah rumah tangga. Dan menambah area terbuka hijau untuk penyerapan air.
Sementara di pusat belanja, Season City di Jakarta Barat, antisipasi banjir musiman maupun lokal dilakukan dengan memperbaiki saluran buang, khususnya sungai yang ada di samping. “Sejak awal pembangunan kami memperbaiki terlebih dahulu saluran buang yang mengarah pada sungai di sebelah. Sehingga saat banjir datang, sekitar Season City tidak kena banjir,”ungkap Alvin Andronicus, General Manager Season City
Bagi pengembang, membangun proyek sudah dipertimbangkan berbagai aspek dan tidak asal membangun. Apalagi dikawasan penyangga Jakarta, tingkat persaingan semakin tinggi. Artinya, dibutuhkan nilai lebih agar proyeknya tersebut tetap diminati konsumen. Diperlukan strategi pemasaran yang jitu agar proyek tersebut tetap bisa diserap pasar. Semua kembali pada pilihan konsum