Milenial Jangan Takut Beli Properti
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Selasa, 25 September 2018 10:49
- Ditayangkan: Selasa, 25 September 2018 10:49
- Ditulis oleh adminrumahku
- Dilihat: 1656
- 25 Sep
Muncul anggapan jika generasi milenial enggan membeli properti. Benarkah dan apa alasannya ?
Properti adalah sumber investasi yang bagus. Kalau tidak sekarang, kapan lagi ? Generasi Milenial saat ini fokusnya ke travelling, dan bukan ke rumah. Kenapa? Karena saat ini tidak hanya tersedia co-working namun juga co-living. Selain itu, nilai DP yang tinggi, umumnya jadi alasan utama kaum Milenial enggan membeli rumah.
Pertumbuhan sektor didukung oleh kebutuhan akan hunian yang masih tinggi serta harus didukung sejumlah kebijakan terkait sektor properti seperti suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah dan adanya upaya semua pihak terkait kendala uang muka (down payment/DP) yang saat ini dialami golongan menengah ke bawah.
Tantangan bagi pengembang properti adalah orientasi pengembangan harus mengarah kepada produk properti yang bisa dijangkau oleh pasar generasi milenial. Apalagi segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang sehingga berpengaruh terhadap industri ini.
Bank-bank pemberi kredit perumahan harus membuka diri agar bisa diakses oleh generasi milenial karena kemampuan generasi ini dalam membeli properti maksimal Rp1 miliar, di mana 17% di antaranya baru mampu membeli rumah dengan harga di atas Rp300 juta. Hal ini karena rata-rata penghasilan mereka sebesar Rp3-6 juta, sedangkan untuk membeli rumah seharga Rp300 juta, dibutuhkan income minimal Rp7,5 juta per bulan. Diharapkan masalah generasi milenial ini bisa akomodir oleh pemerintah, sehingga bisa diterbitkan kebijakan yang mendukung generasi milenial untuk bisa memiliki properti.
Budi Satria, Direktur Consumer Banking PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., mengatakan Bank BTN terus mendukung masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial, untuk memiliki hunian. Saat ini, ujar Budi, banyak bank dan perusahaan pembiayaan (multifinance) menawarkan program KPR atau Pembiayaan Pemilikan Rumah dengan memberikan kemudahan seperti misalnya penetapan bunga tetap selama hingga 5 tahun, tenor yang relatif panjang hingga 20 tahun, cicilan uang muka, dan lain sebagainya.“Memiliki suatu properti pada prinsipnya adalah lebih cepat lebih baik, karena harga properti memiliki tren kenaikan yang konsisten. Malah kenaikan harga properti lebih cepat dan tinggi dibandingkan dengan kanikan gaji seorang karwayan setiap tahunnya,” ujar Budi.
Generasi milenial hendaknya dapat memanfaatkan beragam variasi produk dan pembiayaan yang ditawarkan pengembang. Namun yang pasti, generasi milenial harus mampu mengatur keuangannya agar sesuai dengan produk properti yang dikehendaki. Mengatur keuangan harus dilakukan sejak dini dengan mengurangi pola konsumsi yang tidak terlalu penting dan mengalihkannya untuk ditabung secara rutin.
Kesadaran generasi milenial untuk memiliki hunian sendiri sudah cukup tinggi. Namun, masih ada kendala di antaranya adalah uang muka, meskipun pemerintah telah menurunkan besaran uang muka hingga tinggal 15% untuk pembelian rumah pertama dan para pengembang banyak memberikan promo. Generasi milenial perlu diberikan advokasi ataupun panduan langkah-langkah proses pembelian rumah yang benar maupun bagaimana cara menemukan hunian idaman yang tepat. Kesimpulan dari pendapat para pakar properti, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli, terutama bagi kaum milenial. Jadi tunggu apa lagi.