Baju Zirah dari KALENG SOFT DRINK
- Kategori Induk: TIPS & ACCESSORIES
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 16 September 2011 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2706
- 16 Sep
Mungkinkah baju zirah dibuat dari kaleng bekas ? Cukup kuatkah ? Tak usah bingung, karena baju-baju zirah ini tidak dipakai untuk perang, melainkan hanya sebuah replika yang dibuat atas dasar cita rasa seni.
Tumpukan kaleng bekas soft drink lazim memenuhi tempat-tempat sampah di perkotaan, mulai dari tempat makan, rumah hingga perkantoran. Sseperti diketahui, kaleng-kaleng sisa kemasan soft drink itu bisa menjadi limbah yang sangat merugikan, karena sulit terurai oleh alam dalam waktu yang singkat.
Berangkat dari kepeduliannya terhadap lingkungan, serta demi mengurangi terjadinya pencemaran dan dibarengi oleh cita rasa seni yang tinggi, Budi Prasityo menjadi ‘pahlawan’ bagi lingkungan, sekaligus pengangkat derajat si kaleng bekas. Dahulu, mereka dibuang menjadi sampah dan tak bernilai, namun saat menjelma menjadi baju zirah bangsa Romawi, harganya pun jadi bertambah. Mulai dari puluhan ribu untuk miniatur kecil, hingga jutaan rupiah buat yang berukuran lebih besar lagi.
itulah yang terjadi ketika cita rasa seni telah menyapa. Ssampah-sampah yang dulunya tak pernah dilirik, kini mulai dipamerkan dalam event-event akbar seni rupa. Recycle Art begitu Budi menamai karya-karya seninya. Awalnya, ia hanya merasa terganggu dengan kaleng-kaleng soft drink yang berserakan di jalan. Iia kumpulkan satu demi satu, hingga akhirnya menemukan ide tentang apa yang harus diperbuatnya terhadap kaleng-kaleng bekas tersebut.
Dalam bengkel kecilnya di bilangan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Budi dan beberapa rekannya mulai mengerjakan baju-baju zirah. Latar sejarah bangsa Romawi memberi pengaruh yang besar dalam karya-karyanya, mulai dari baju zirah, kereta kuda, semuanya lengkap dibuat replika. Bahkan sampai hal-hal kecil, seperti detail pada topi dan senjata perang, semuanya dibuat dengan begitu cermat olehnya.
Kreatif dan Peduli Lingkungan
Rapi, sarat nilai sejarah dan budaya serta anggun dengan cita rasa seni, menjadi gambaran dari replika baju-baju zirah ini. Jika hanya melihat hasilnya, mungkin Anda tak akan percaya kalau replika tersebut merupakan barang-barang daur ulang. Dan, Anda akan lebih tak percaya lagi, saat melihat bagaimana Budi mengerjakannya. Hanya dengan bantuan tangan, gunting, lem dan beberapa lembar aluminium foil, replika tersebut dibentuk. Baju-baju zirah itu dibuat seolah-olah tampak nyata, dengan detil-detil menawan, berupa lambang-lambang yang emboss dari baju zirahnya.
Ketelitian adalah syarat wajib untuk menciptakan karya seni ini. Mungkin semua orang bisa membuatnya, namun tidak semuanya bisa menyelesaikan serapi dan sedetail Budi. Ssebelum menghabiskan waktu berjam-jam bersama tumpukan sampah didalam bengkelnya, terlebih dahulu Budi melakukan observasi. Berselancar di internet mencari inspirasi baju-baju zirah, menjadi hal yang biasa dilakukannya. Ssetelah menemukan apa yang dicari, gambar-gambar tersebut lantas dicetak, untuk selanjutnya menjadi panduan dalam proses pengerjaan baju-baju zirah.
setiap kaleng soft drink digunting menjadi lembaran-lembaran seng, mulai dari ukuran besar/tebal hingga yang paling tipis. Kemudian digulung dan dibentuk kembali, disatukan dengan lem, dan diberi finishing dengan aluminium foil untuk memberikan efek metal yang lebih doff pada kaleng-kaleng tersebut. Tak lupa ditambahkan detail lambang yang diemboss, dengan menggunakan besi yang lebih tumpul. Dan, dalam kurun waktu satu hari jadilah satu buah baju perang.
Namun terkadang, Budi membutuhkan waktu hingga berminggu-minggu di dalam bengkelnya dalam proses pengerjaan baju Zirah tersebut. Pasalnya tak semua baju zirah ini gampang dibuat, terlebih saat ia mulai bosan dan tak menemukan inspirasi. Sselepas mengerjakan baju zirah, biasanya benda-benda lain pun tak luput ia jadikan replika. Mulai dari wayang, sepeda motor hingga kapal-kapal perang dan pesawat tempur pun ia garap. Hasilnya jauh dari kata mengecewakan.
Replika-replika ini tampil manis, jauh daripada tampilan sebelumnya, yaitu kaleng-kaleng bekas. Daur ulang memang menjadi solusi dari pencemaran lingkungan, dan Budi telah melangkah kesana untuk menjadikan lingkungannya sedikit lebih hijau. Kala menemukan kaleng-kaleng bekas soft drink di jalan, ia pun tak segan-segan untuk memungut dan mengumpulkannya. Jadi, jika Anda melihat seseorang memungut kaleng soft drink yang Anda buang, bisa jadi dialah sang maestro seni rupa tersebut.