KOKOH, FUNGSIONAL DAN INDAH

Arsitektur bangunan terkait dengan wadah untuk menampung kegiatan manusia. Ini berarti menciptakan ruang yang ideal, termasuk dalam hal susunan ruang untuk berlangsungnya kegiatan tertentu yang saling terintegrasi dengan komposisi harmonis.Sejak dahulu kala, selalu ditekankan 3 faktor utama sebagai syarat untuk membuat bangunan dengan arsitektur yang baik. Bangunan harus memenuhi syarat dari sisi kegunaan, kekuatan dan keindahan. Bangunan  harus fungsional, enak dan nyaman digunakan serta memenuhi persyaratan sehingga tidak menyulitkan pemakaian. Dari sisi kekuatan, bangunan yang ada haruslah kuat, sehingga orang yang berada di dalamnya merasa aman, yang disebut juga dengan faktor struktural. Sementara dari sisi keindahan, bangunan pun harus tampil indah sedap dipandang mata.
Tiga faktor penentu tadi, harus direncanakan bersamaan; artinya satu sama lain dirancang dengan memperhatikan pengaruhnya terhadap yang lain. Ketiganya saling berkaitan membentuk keseluruhan yang utuh. Demikian halnya dalam mendesain sebuah hunian.
Memiliki sebuah rumah tinggal merupakan impian sebuah keluarga. Dan seiring tingginya tingkat kehidupan sosial masyarakat, tuntutan pemenuhan kebutuhan papan menjadi  meningkat. Saat ini rumah tidak hanya untuk dihuni sendiri, namun juga bersifat sebagai investasi di masa depan atau properti konsumsi publik.
Dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memenuhi hal tersebut. Karena membangun rumah, selain untuk memenuhi kebutuhan penghuni, juga harus memiliki unsur keindahan dan estetika yang bisa dicapai lewat desain dan penggunaan material yang tepat dan efisien.
Kuat dan kokohnya sebuah rumah ditentukan oleh sistem struktur dan bahan bangunan , yang juga terkait dengan kualitas rumah. Kondisi lahan, faktor mahal atau murahnya biaya, turut berperan dalam menentukan kualitas rumah.
Secara mendasar, elemen pembentuk rumah terbagi menjadi elemen kaki yaitu pondasi, elemen badan bangunan dan elemen penutup atap.  Pondasi berfungsi menyalurkan beban atap, badan bangunan dan beban-beban di luar bangunan ke tanah. Beban-beban di luar bangunan meliputi beban hidup (manusia sebagai pemakai) dan beban mati ( beban benda-benda atau perabot di dalam bangunan). Elemen badan bangunan menyalurkan beban atap ke pondasi. Sedangkan atap berfungsi sebagai penutup bangunan.
 Pondasi sebagai dasar dari sebuah bangunan, mutlak keberadaannya supaya bangunan kokoh, kuat dan aman. Penggunaan sistem pondasi tiap bangunan berbeda, tergantung pada sifat dan kondisi tanah dasarnya, konstruksi pondasi, bahan rumah dan perhitungan kekokohan serta stabilitas. Untuk sebuah rumah tinggal, biasanya digunakan pondasi umpak atau setempat, pondasi rollag, pondasi lajur dari batu dan pondasi foot plat. Untuk bahan rumah pondasi bisa digunakan batu bulat, batu belah, batu karang dan batu blondos.
Badan bangunan memiliki fungsi utama untuk menyalurkan beban atap ke pondasi. Terdiri dari rangka vertikal dan horisontal, yang terbentuk dari material beton atau kayu. Dinding luar yang menyelimuti bangunan, fungsinya lebih sebagai penutup untuk perlindungan dan privasi. Batu bata, kayu, bamboo, batako, beton ringan bisa menjadi pilihan sebagai material dinding. Sementara untuk  atap, terdapat dua alternatif pilihan, yaitu atap miring atau atap datar. Atap miring dengan rangka kuda-kuda kayu, baja atau beton sangat tepat untuk digunakan di Indonesia yang memiliki iklim tropis. Sedangkan atap datar banyak dilirik oleh pengguna akhir-akhir ini seiring dengan menjamurnya desain rumah bergaya minimalis.
Secara keseluruhan, sistem bangunan ini merupakan sistem yang saling mengikat, sehingga kokoh dan kuat. Kekokohan sebuah bangunan ditentukan dari sistem struktur yang membentuknya. Bangunan yang struktural  ialah bangunan yang kokoh dan juga mengesankan “tampak kokoh”.  Kesan kokoh ini diperoleh dengan ketepatan dalam perhitungan dan kejujuran dalam memberi bentuk.
Jujur atau tidaknya dalam memberi bentuk atau mendandani sebuah bangunan erat kaitannya dengan faktor keindahan. Seringkali sebuah bangunan tampil polos mengikuti konstruksi utamanya. Namun adakalanya tampilan bangunan sengaja membentuk sesuatu yang lain, memberi ekspresi berbeda, yang sifatnya sebagai lapis kedua (secondary skin).
Sekokoh apapun bangunannya, atau seindah apapun desain arsitekturnya, jika tidak fungsional maka semua tak ada artinya. Rumah yang fungsional adalah rumah yang dilengkapi dengan fasilitas ruang yang bisa digunakan oleh penggunanya, sekaligus memberi kenyamanan. Pada umumnya, fungsi ruang dapat dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu ruang public, ruang individu, ruang sirkulasi dan ruang servis. Masing-masing ruang  pun harus memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkan kenyamanan, seperti ventilasi, penerangan dan view.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditandai dengan makin banyaknya macam bahan bangunan, diiringi munculnya bahan bangunan baru. Hal ini memberi keuntungan bagi pengguna, dalam memilih dan berekplorasi terhadap produk yang ada.
Sayangnya, maraknya penemuan bahan bangunan belum diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tentang jenis, penerapan, perawatan dan pengawetan bahan bangunan tersebut. Masih terbentuk opini di masyarakat, bahwa rumah yang dibangun akan terus awet dan bertahan selama bertahun-tahun. Sejatinya, kunci utama dalam menunjang umur sebuah bangunan, khususnya rumah, adalah perawatan dan perbaikan. Karena perlu disadari iklim atau keadaan alam lingkungan berperan besar dalam perjalanan kondisi sebuah rumah.
Faktor  penggunaan material juga turut berperan dalam panjang tidaknya umur kondisi rumah. Namun perlu dipahami, faktor mahal dan murah sebuah material bukan menjadi tolak ukur. Memang idealnya, pilih bahan dasar bangunan dengan kondisi terbaik. Kala kondisi perekonomian seperti saat ini, dibutuhkan kreatifitas baik dalam desain maupun pemilihan materialnya.
Yang terpenting adalah perhatikan kualitas bahan bangunan. Kualitas yang baik akan memberikan ketahanan dan kenyamanan dalam rumah. Ini berlaku untuk eksterior maupun interior rumah. Terlebih untuk eskterior, dimana kualitas bahan bangunan secara langsung akan berpengaruh terhadap tampilan bangunan.
Disamping itu yang juga patut dicermati adalah faktor anggaran yang tersedia. Meski menyadari pentingnya aspek kualitas dan kesehatan, namun orang umumnya lebih  menghendaki pengeluaran biaya yang dapat ditekan seminimal mungkin.
Perlu disadari, bahwa bahan yang memiliki harga relatif murah, setelah dihitung-hitung ternyata nilai pakainya justru sangat mahal. Pengertian mahal disini bukan berarti mewah. Bahan bangunan yang dipilih haruslah awet sehingga jumlah uang yang dikeluarkan sebanding dengan umur bahan yang cukup lama. Ini berarti terjadi nilai pemakaian yang ekonomis. Demikian pula dengan konstruksi rumah, yang harus direncanakan secara tepat, untuk menghindari banyak kerusakan di kemudian hari. Namun, jika tepat dalam perawatan dan penempatannya,  bahan bangunan dengan harga murah pun,  akan memiliki umur yang panjang pula.
Seperti telah diuraikan di awal, sebuah karya arsitektur harus memenuhi tiga aspek yaitu segi kegunaan, kekuatan dan keindahan. Karenanya, sebuah rumah yang kokoh dan kuat harus juga diimbangi dengan desain menarik, dan terutama memberi kenyamanan bagi penggunanya. Adanya banyak bukaan untuk memberikan pencahayaan dan penghawaan alami yang menghasilkan pergerakan udara, membuat rumah menjadi sehat.  Demikian pula dengan sentuhan estetikanya, tetap harus diperhatikan untuk memberi kenyamanan secara visual. Ketiganya harus bersinergi, membentuk rumah idaman setiap insan.