DESAIN RUMAH- RAMAH HUJAN ANGIN (2)
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Rabu, 01 April 2009 18:59
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 5005
- 01 Apr
“Bak badan manusia...diapun perlu dilindungi”
Kehadiran bangunan khususnya rumah tinggal dalam dekade ini, diwarnai tampilan dinding tanpa pelindung dengan eksplorasi pengecatan warna mencolok. Kondisi ini tentunya didukung dengan mutu cat dan material dinding yang berkualitas super dibanding kondisi pada umumnya.
Bagaimana dari sisi harga dan maintenance? Bagaimana pula kaitannya dengan besar energi yang harus dibayarkan? Tentunya kita dapat menyimpulkan sendiri. Harusnya para calon penghuni mengetahui dampak dan resiko yang dihadapi saat ‘memilih’. Namun menurut hasil penelitian, para penghuni sekarang ini cenderung senang ‘memilih’ wajah dari pada memikirkan dampak yang harus ditanggung.
Analognya, makin ‘tubuh’ bangunan itu terlindungi maka lifetime dan kenyamanan penghuni makin panjang dan murah pemeliharaannya. Sebaliknya, makin tubuh bangunan terekspos maka biaya perawatannya pun makin tinggi.
Berikut trik desain dinding dalam mengantisipasi terpaan curah hujan dan angin :
A. Hunian yang eksis/yang sudah ditempati
- Dinding yang bagian luarnya ‘terlanjur’ terkena kontak langsung dengan terpaan hujan angin dan pancaran matahari, bila kualitas aciannya biasa-biasa saja atau bahkan tidak diplester, maka sisi bagian dalamnya dalam waktu relatif singkat akan mudah lembab. Hal ini berakibat pada terjadinya penggelembungan cat dan plesteran semen yang gampang lapuk untuk kemudian mengelupas. Solusinya, kita tidak bisa hanya menambal sulam dengan plesteran ataupun dengan cat, namun harus dilakukan renovasi total dari permukaan dinding tersebut. Sedangkan dari sisi kekuatan dinding, agar tidak menyebabkan kerusakan lebih cepat, maka pada bagian dinding ini sebaiknya jangan dibebani beban yang berlebihan, seperti penggantungan elemen dalam rumah tangga, rak dan lain-lain.
- Tengarai bagian dinding, plafon hingga bidang atap yang timbul ‘bercak-bercak’ tersebut, untuk kemudian secepatnya dilakukan pemeriksaan dan perbaikan.
- Jauhkan perangkat rumah tangga ‘mudah menyerap air’ dari dinding yang basah, seperti gantungan lukisan, rak lemari dan sebagainya. Hal ini karena udara yang terjadi di antara dinding dan elemen ini akan mudah sekali lembab, berjamur dan membuat lapuk keduanya. Hindari pemakaian wallpaper atau unsur yang terbuat dari kertas dan kain.
* Usahakan melindungi bidang bagian eksterior dengan tritisan atau kerei, bahkan elemen pelindung alami seperti pepohonan.
- Lindungi lubang dinding yang tidak ada tritisan.
* Periksalah secara rutin kondisi kusen bagian luar dari suatu bukaan dinding. Apakah terlalu sering kena curahan hujan dan panas ataukah aman terlindungi. Lakukan hal ini minimal dua kali dalam setahun, yaitu saat musim panas dan musim penghujan. Disinilah kualitas material dihadapkan pada ‘keganasan’ alam. Material alami, seperti kayu dengan kualitas dibawah jati ataupun bengkirai, sebaiknya dihindari untuk pemakaian kusen pada dinding atau bidang yang berhadapan langsung dengan terpaan hujan dan bahkan panas secara silih berganti. Selain itu, hal paling awal yang dapat diamati adalah kualitas cat yang cepat memudar. Periksa kembali kusen dengan tritisan minimalis. Kualitas cat turut berperan didalamnya. Artinya bila kualitas cat ‘super’, maka kelapukan material tak terlihat kasat mata, hanya tiba-tiba didapatkan kondisi elemen ini menjadi lapuk.
B. Rancangan hunian baru
- Pada layout tahapan rancangan interior rumah tinggal, hindari penempatan elemen perabot pada sisi dinding yang jelas-jelas terekspos, tanpa terlindung tritisan serta terjalin kontak langsung dengan udara luar. Ambience ruangan pada sisi ini menjadi sangat lembab di musim hujan dan sangat panas di musim panas. Terlebih untuk ruangan dengan dinding ekspos pada sisi bagian barat yang terkena sinar matahari sore. Seorang arsitek yang bijak, hendaknya tidak menempatkan ruang hunian/ kamar tidur pada sisi ini, karena akan membuat ketidaknyamanan pasca matahari terbenam. Selain itu ruangan ini akan menjadi boros energi listriknya karena proses pendinginan udara habis terserap untuk menetralisir panas yang ada pada material dinding.
- Disamping pemilihan material yang tepat, langkah yang bisa dilakukan terhadap dinding adalah melakukan pelapisan dengan elemen dekoratif semisal batu tempel, relief dan sebagainya. Selain itu bisa juga dilakukan penataan unsur lansekaping seperti penempatan tanaman rambat, penempatan pohon yang berfungsi untuk merindangi sekaligus sebagai suatu dinding double.
- Bijak memilih material kusen untuk pelobangan dinding yang kontak dengan udara luar dengan kualitas yang tahan banting terhadap panas dan pelapukan karena rendaman curah hujan. Material besi, aluminium, plastik atau material alami yang telah teruji kualitasnya, seperti kayu jati bisa menjadi pilihan.
Desain ‘kaki’ bangunan :
“Barometer bentuk keramahan lingkungan”
Mungkin lebih tepat bukan disebut kaki bangunan, tapi bagian bawah yang terkontak dengan tanah dan bagian eksterior bangunan yang relatif dekat dengan keberadaan bangunan. Sebutan elemen ini juga tidak tepat, jika kitatinggal di dalam apartemen. Kondisi di sini tidak bisa diartikan bahwa bangunan yang tidak memiliki kaki adalah bangunan yang tidak ramah lingkungan.
A. Hunian yang eksis
- Bila di sekitar rumah kita terdapat rimbunan pepohonan atau sebuah tiang yang menjulang tinggi, pada kondisi hujan angin perlu segera diantisipasi dari sisi kekuatan. Pastikan bahwa tanaman berdiri kokoh pada dudukan tanah yang cukup baik ( bukan akar yang meranggas keluar). Yakinkan pula pondasi tiang cukup kuat dan berdiri dengan tegak.
Kehadiran pohon besar ditunjang rimbunan tanaman kecil dan lapisan rumput pada tanah, sebenarnya jauh lebih aman dari terpaan angin besar. Hal ini dikarenakan kecepatan angin akan terhambat dibanding dengan sebuah pohon yang berdiri sendiri diatas tanah gersang, sehingga resiko roboh dapat diantisipasi.
- Yakinkan buangan air hujan mengalir lancar dan cepat keluar halaman, hingga lepas ke saluran lingkungan dengan baik. Hindari terjadinya genangan di halaman rumah.
Pada kondisi hujan lebat, hal ini berpotensi menimbulkan luapan air atau banjir lokal yang mungkin masuk dalam rumah kita.
- Kondisi, volume hingga kemiringan saluran untuk cucuran air hujan ataupun air limbah rumah tangga harus dalam keadaan terbuka (agar mudah perawatan). Jika terdapat saluran tertutup seperti gorong-gorong, pastikan kondisinya tidak/mudah tersumbat. Selain itu, periksa kapasitas aliran air yang terbuang dari dalam rumah dan yang keluar pada saluran ini.
- Mengamati kejenuhan kondisi air tanah disekitar rumah kita merupakan usaha antisipasi bila terjadi guyuran hujan bervolume air banyak. Tanah yang jenuh bisa berarti tanah tersebut tandus tak tertanami tanaman penutup tanah (sejenis rerumputan), atau kondisi tanah yang relatif permukaan air tanahnya tinggi.
- Bila halaman memungkinkan, buatlah sumur resapan sebagaimana banyak disarankan banyak pihak
B. Rancangan hunian
- Bangunan yang mengekspos batu bata pada dinding luar tanpa terlindungi oleh teritisan atau elemen lainnya, membutuhkan pengelolaan super ekstra. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya adalah meningkatkan potensi unsur lansekap.
Bukan hanya sebagai elemen estetis, namun juga sebagai barrier panas, kebisingan, serta polusi debu dan udara. Unsur lansekap juga dapat berfungsi sebagai penghambat terpaan angin dan hujan yang berlebihan.
- Desain peil lantai bangunan yang menunjukkan perbedaan bangunan utama dengan peil tanah sekitarnya, relatif sangat mutlak untuk kelancaran aliran air. Karenanya, permukaan lantai rumah seyognyanya lebih tinggi dari permukaan halaman dan jalan dilingkungan. Hal ini bukan sekedar keyakinan yang dikaitkan dengan besar kecilnya rejeki yang didapat, tapi merupakan unsur penting untuk mempermudah perawatan bangunan dalam membuang limbah air hujan.
- Proposionalkan pemakaian material keras halaman dengan unsur alamiah (tanaman) di halaman rumah. Perbedaan kontur (peil) mendukung kelancaran air ke suatu aliran yang tepat dengan volume maksimal, sehingga potensi genangan dan kemungkinan kejenuhan permukaan tanah pada kondisi hujan ini tidak mengakibatkan luapan air secara dadakan.
- Buat sumur resapan sebagai bagian dari elemen dekoratif di halaman rumah kita.