Hemat Energi Itu Gaya Hidup

Saat kini, bagi para perencana bangunan -masalah konsumsi energi sangat jarang diterapkan. Padahal, sektor rumah tinggal adalah pengkonsumsi terbesar energi listrik.  Ada yang menarik diperhatikan bagaimana cara Eddy menghemat energi.
Hemat energi adalah gaya hidup. Begitulah prinsip Dr. Ir. Eddy Prianto CES DEA menyikapi fenomena gerakan penghematan energi saat kini. Buktinya, dalam kehidupan sehari-harinyapun ia selalu mengaplikasikannya kepada keluarga. Mulai, mengoptimalkan pemakaian alat elektronik di rumah hingga sampai penataan tata letak ruang. Eddy menyadari, prinsip hemat energi seyogyanya dimulai di lingkungan keluarga baru kemudian kepada masyarakat. Dan, lagi pula sektor rumah tinggal adalah pengkonsumsi terbesar energi. “Memang susah dan membutuhkan waktu untuk mensosialisasikan efisiensi energi pada skala rumah tinggal, untuk itulah saya selalu coba dan terapkan terlebih dulu dalam rumah dan keluarga kami” ujar suami dari Dra. Sinung Habsari Projomartono ini.
Dosen jurusan arsitektur Universitas Diponegoro Semarang ini mengaku, karena prinsip itulah, dia menjadi lebih tertantang untuk menggali berbagai ide yang ringan dan renyah dalam mencapai tujuannya. Dan, sejauh inipun ia tak putus-putusnya memaparkan hasil temuannya dalam talkshow di Radio Trijaya.FM dan Smart.FM setiap minggunya sejak tahun 2006 lalu.
    
Kiprah sebagai arsitek
Kiprah arsitek pria kelahiran Rembang-Jawa Tengah 45 tahun lalu ini banyak dilalui lewat berbagai pendidikan. Sebut saja, setelah 1989 mengabdi sebagai staf pengajar di almamaternya, ia melanjutkan studi Spesialis (Sp1) Perkotaan bidang Konservasi Bangunan Kuno di Lyon-Perancis. Kemudian, ia mengambil S2 di bidang Konsepsi & thermal Bangunan di INSA Lyon-Perancis  dan S3 di bidang Ambience Arsitektur di Universite de Nantes-Perancis tahun 2002.
Sepanjang kiprahnya sebagai arsitek profesional dan dosen di lingkungan civitas akademinya, berbagai penelitian dan publikasi tentang ilmu arsitektur dan energi baik pada tingkat nasional dan internasionalpun telah dilakukannya.
Misalnya, hasil penelitiannya tentang “Desain jendela untuk merespon kenyamanan penghuni rumah tinggal” menjadi salah satu nominee Intisari Award pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2005 ia menerima hibah insentif penulisan Artikel Ilmiah pada Jurnal Internasional dari Dikti, penghargaan Dosen teladan di tingkat Fakultas Teknik Universitas Diponegoro tahun 2006. Yang fantastis adalah ketika ia menerima penghargaan di bidang Penghematan Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan dari Persatuan Insinyur Indonesia diantara 11 insinyur berprestasi lainnya di Bandung pada Mei 2007 lalu yang langsung diserahkan dihadapan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan menteri ESDM.