Jurnalis Haruslah Menjunjung Integritas
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 26 September 2011 18:23
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2733
- 26 Sep
Mengawali karir dengan magang membawakan acara Jogja Weekend di TVRI sembari menyelesaikan skripsi, dara bernama Juanita Wiratmaja yang kerap dipanggil Aline ini, sempat bekerja di Global TV setelah lulus kuliah pada tahun 2006 dari Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, Aline memutuskan pindah ke SCTV pada bulan Juni 2007. Tentang falsafah hidup dalam bekerja sebagai jurnalis, Aline berprinsip untuk bekerja penuh integritas sesuai prinsip dasar jurnalisme, yakni menyajikan informasi disertai tanggung jawab atas isi berita. “Dengan demikian, masyarakat bisa mendapatkan nilai tambah dari berita yang tersaji. Selain faktual, juga berimbang. Kita harus ingat karma, karena what goes around, comes around,“ papar Aline.
Menikmati Tantangan
“Sewaktu kecil, memang saya gemar mengikuti gaya presenter berita TV di depan cermin. Namun, sesungguhnya menjadi presenter bukanlah cita-cita saya. Dulu saya hanya berkeinginan untuk dapat mengunjungi negara dengan empat musim,“ aku Aline. Garis takdir, rupanya bicara lain. Aline berhasil menjadi runnerup di Yogyakarta, saat berlangsung kompetisi penjaringan bibit presenter berita “Menuju Layar Liputan 6 SCTV“ yang diadakan pada tahun 2005. Imbasnya, ia pun mempertimbangkan untuk menjadi seorang jurnalis. Terlebih setelah ia memahami, pentingnya peran seorang jurnalis dalam menambah wawasan sesama. Sebuah pengalaman tak terlupakan, saat ia pertama kali merasakan lembutnya salju. Momen tersebut dialami sewaktu meliput parade natal kota tua Alexandria, di negara bagian Virginia, Amerika Serikat. Ketika itu, Aline mendapatkan PPIA– VOA Broadcasting Fellowship 2009 – 2010 sebagai jurnalis TV di Voice of America, Washington DC. Ia pun telah merasakan nikmatnya tantangan saat menyajikan berita tentang tsunami Mentawai, letusan Gunung Merapi, serta mewawancarai beberapa tokoh terkemuka. Sebut saja diantaranya PM China Wen Jiabao, Commissioner for Development Uni Eropa Andris Piebalgs, Menteri Perdagangan AS Gary Locke, penyanyi berkaliber internasional Anggun Cipta Sasmi, dan banyak lagi lainnya. Semua liputan tersebut, memiliki tantangan yang berbeda,sesuai situasi dan kondisi terkini di lapangan. Butuh keberanian saat meliput daerah rawan bencana, serta kecerdasan intelektual saat mewawancarai para nara sumber terkemuka, guna menggali informasi dan mengenali kemauan mereka. (Penulis : NCS Foto : Istimewa)