Arsitek Indonesia Siap Berperan di Kancah Internasional
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 06 Januari 2012 19:19
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2762
- 06 Jan
Deddy Wahjudi, Bisa dibilang, impiannya untuk memperkenalkan arsitektur Indonesia di kancah internasional sudah terwujud. Inikah yang menjadi tolok ukur sukses bagi seorang Deddy Wahjudi? Masih adakah mimpi dan prestasi yang masih harus diraih oleh sang founder firma desain LABO. Architecture+Design ini?
Apa kegiatan Anda saat ini?
Selain mendirikan firma desain LABO. Architecture+Design bersama istri, Nelly L. Daniel, Ph.D, di tahun 2006, saya juga mengisi waktu sebagai pengajar bidang Environmental Design di Fakultas Seni Rupa & Desain, ITB. Saya mendirikan “LABO the mori” yang merupakan nama tempat dimana kantor dan workshop LABO berada, agar bisa memberi manfaat yang lebih luas di dunia arsitektur. Tak hanya itu, LABO juga didedikasikan sebagai ruang publik untuk bertukar ide, tidak hanya bagi kalangan arsitek saja namun juga berbagai komunitas kreatif. Di sini sudah berlangsung berbagai event rutin seperti Pecha Kucha Night Bandung, Talkshow dan Pemutaran Video. Menjadi bagian dari penghuni Kota Bandung yang sarat dengan bangunan tua, bersama mahasiswa internship membiasakan kegiatan rutin “Heritage Culture”. Tujuannya adalah menghidupkan toko-toko Tua di Bandung dengan mempopulerkan slogan “mari kita belanja di sana, mari menyelamatkan bangunan tua”. Bersama mahasiswa Desain Produk ITB, LABO mengadakan kegiatan rutin berupa eksibisi Bandung Public Furniture untuk menghidupkan ruang publik. Terakhir, bersama IAI dan komunitas arsitek bersama-sama mewujudkan pameran skala internasional “Indonesian Architects Week @ Tokyo 2011” (IAWT2011) sebagai collateral event dari kongres dunia UIA2011 di Tokyo.
Bisa diceritakan tentang keterlibatan dan kompetensi Anda di pameran arsitektur yang baru saja berlangsung di Tokyo?
Merupakan cita-cita selama saya studi di Tokyo bahwa satu hari arsitek Indonesia bisa berpameran di Tokyo. Menurut saya Tokyo adalah pintu arsitektur Asia. Jepang atau Tokyo adalah laboratorium arsitektur dunia. Hingga Kongres UIA2011 diputuskan untuk diadakan di Tokyo, merupakan momentum yang sangat tepat untuk arsitek Indonesia, dapat berpameran sekaligus meramaikan kongres dunia itu sendiri. Didukung oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) khususnya Pak Endy dan Mas Djuhara, IAWT2011 yang diorganisir oleh team LABO membuka sebanyak-banyaknya arsitek di seluruh Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam eksibisi tersebut. Kurator dari IAWT2011 adalah Andra Matin dan saya. Kami berharap, karyakarya yang dipilih adalah representasi dari perkembangan arsitektur di Indonesia saat ini. Dari 160 karya yang masuk, dipilih 46 karya terdiri dari berbagai skala proyek dan keberagaman pendekatan desain.
Adakah harapan untuk dunia arsitektur Indonesia, setelah melihat pameran arsitektur di Tokyo?
Pameran IAWT2011 merupakan salah satu destinasi dari berbagai pameran arsitektur yang sedang berlangsung di Tokyo saat berlangsungnya Kongres UIA2011, seperti Pameran karya Tadao Ando di GA Gallery, Alenjandro Aravena di Galerry MA, Metabolism di Mori Museum, dll. Pameran IAWT2011 yang dibuka oleh Dubes RI untuk Japan, Bapak Muhammad Lutfi, dihadiri pula oleh President UIA Louis Cox, President Arcasia George Kunihiro, Ketua Ikatan Arsitek Singapura, Thailand, India, Pakistan, dll. Sehari-harinya pameran IAWT2011 banyak dikunjungi baik orang Jepang atau peserta Kongres UIA. 46 arsitek yang karyanya hadir diIAWT2011 patut berbangga. Dari situ, kami berharap arsitek dan arsitektur Indonesia dapat dijadikan referensi bagi perkembangan arsitektur di dunia. Keberagaman pemikiran, konsep dan pendekatan yang menjadi ciri khas dari para arsitek Indonesia dapat dilihat oleh masyarakat internasional. Bagi kita sendiri, IAWT2011 merupakan satu alat agar kita tak berhenti untuk tetap belajar dan berinovasi.
Dari kaca mata Anda, bagaimana iklim berarsitektur di Indonesia saat ini?
Iklim berarsitektur di Indonesia saat ini sangat baik, dan kini sudah saatnya bagi arsitek dan dunia arsitektur Indonesia untuk maju. Lewat dari banyaknya kompetisi desain, publikasi, eksibisi, dan event publik memperbanyak interaksi sesama arsitek atau arsitek dengan masyarakat luas. Bahkan Imelda Akmal (penulis arsitektur) berharap bahwa semua arsitek di seluruh penjuru tanah air dapat ikut dalam agenda tersebut untuk memajukan arsitektur kita bersama. Sudah saatnya, arsitektur akan menjadi konsumsi masyarakat awam.
Sudah siapkah arsitek kita untuk bersaing di dunia internasional?
Lebih dari kata bersaing. Menurut saya arsitek Indonesia sudah pada tahap siap untuk “mengisi” khazanah arsitektur dunia. Kini sudah banyak arsitek Indonesia yang mendesain bangunan di luar negeri, banyak juga yang mendapat penghargaan pada skala internasional. Sudah menjadi keharusan, di Indonesia sendiri pun arsitek Indonesia dapat dipercaya dan diapresiasi secara baik. Peran arsitek bagi perkembangan lingkungan binaan menjadi sangat signifikan.
Apa yang harus dibenahi dalam dunia arsitektur Indonesia, agar terus berkembang dan bersaing di kancah internasional?
Keberagaman karakter arsitek Indonesia yang sudah ditunjukkan di IAWT2011, hendaknya mendorong iklim yang baik untuk saling membangun dan mengapresiasi keberagaman pemikiran, konsep dan pendekatan