HOMEY dengan GAYA EKLEKTIK
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 13 Januari 2012 22:05
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 3892
- 13 Jan
Mendekorasi rumah dengan lahan terbatas butuh kreatifitas dan eksplorasi desain. Hasilnya, rumah tampil lebih “berwarna”, nyaman dan lapang.
Memiliki rumah mungil dengan lahan terbatas adalah suatu hal biasa bagi kaum urban. Untuk meminimalisir keterbatasan, dibutuhkan beberapa langkah desain agar rumah tetap terasa lapang, nyaman dan cozy. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Julian Palapa dan Tri Hindriasari dalam menata kediaman mereka di bilangan Cibubur Jakarta Timur. Bangunan dua lantai seluas 115 m² yang berdiri di atas lahan berukuran 7 m x 14 m ini didesain dengan sentuhan personal penghuninya. Julian Palapa yang seorang arsitek dan desainer interior turun tangan sendiri menata huniannya, dibantu sang isteri yang kebetulan gemar mix and match pernak pernik interior. Hasilnya rumah ini seakan memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dijumpai di rumah lain.
“Pilihan tema interior rumah ini adalah eklektik, karena pada dasarnya kami tidak terlalu ingin ikut dengan tren. Yang kami butuhkan adalah rumah yang nyaman dan spacey,” jelas Julian. Dari awal menempati rumah ini lima tahun yang lalu, rumah ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Prosesnya bertahap, mulai dari menambah hal-hal kecil dan detail, menyesuaikan kebutuhan fungsional serta untuk me-refresh suasana yang sudah ada. “Hal utama yang menjadi perhatian adalah, lebih kepada bagaimana mempertahankan rumah tetap spacey dan semuanya tetap match.
Untuk itu tiap kali memerlukan barang baru, harus benar-benar dipikirkan apakah tidak membuat rumah jadi lebih sempit dan match dengan interior yang lain,” papar Julian lebih lanjut. Karena luasan ruang terbatas, digunakan variasi pembatas serta perbedaan material dan ketinggian lantai untuk menegaskan antar ruang. Tatananruang di rumah ini terasa istimewa karena hampir seluruh pengisi interior merupakan home made. Mulai dari furniture yang khusus didesain dan diproduksi sendiri di workshop, aneka bantal yang dijahit sendiri, hingga rangkaian bunga buatan sang nyonya rumah. Hampir semua furnitur didesain dengan bentuk menggantung, untuk meminimalisir serangan rayap yang cukup kuat, sekaligus untuk memudahkan terdeteksinya jalur rayap.
Ruang Tamu
Kepribadian dan karakter penghuni terlihat jelas di ruang tamu, lewat display beberapa pernik, pajangan foto dan tatanan bertema eklektik. Bentuk sofa yang simpel dengan dimensi yang tidak terlalu besar, dipilih untuk menghilangkan kesan sempit dan berat pada ruang. Perpaduan kursi rotan putih, karpet hijau dan rak pajanganaksesoris dan buku bergaya simple yang lebih merupakan storage koleksi kamera analog dan kamera tua, memperkuat kesan eklektik. Untuk membangun suasana serta menyatu dengan foyer, digunakan wallpaper putih berpola klasik yang tipis pada dinding ruangan. Sebagai aksesoris, beberapa pigura foto hasil bidikan Julian dipajang dalam pola asimetris. Tak ada warna khusus di ruangan ini. Penggunaan beberapa warna pada elemen interior, merupakan hal yang disengaja, agar ruangan jauh dari kesan sepi.
Foyer
Foyer berfungsi sebagai area transisi dari ruang luar yang cenderung berdesain modern dan minimalis, menuju ke ruang dalam yang bertema eklektik. Posisi foyer menyatu dengan ruang tamu, sebagai akses menuju ke ruang keluarga. Untuk mempertegas fungsi ruang, digunakan material dan ketinggian level yang berbeda antara foyer dan ruang tamu. Untuk menampilkan kesan vintage, dinding foyer ditutup panel kayu putih bergaris dengan sentuhan dekoratif berupa sticker bergambar burung dan desain poster retro hasil grafi s Julian.
tips & trik
• Jangan ragu menata rumah sesuai selera, kepribadian dan gaya hidup. • Memiliki rumah dengan lahan terbatas, harus bisa pilah-pilih barang. Ambil barang yang memang benar-benar dibutuhkan. Hindari banyak barang tak berguna, yang berakibat rumah menjadi sempit. • Gunakan furnitur gantung, untuk menghemat tempat dan memberi kesan lapang. • Aplikasi satu sofa bentuk bulat di ruang keluarga yang tidak terlalu luas, dapat menghilangkan sudut yang akan memberi kesan sempit pada ruangan.
Ruang Keluarga
Konsep di ruang keluarga adalah simpel dan homey; sempit tapi lapang. Ruang keluarga berfungsi sebagai center of the house, karena posisinya dekat dengan dapur dan ruang makan yang terbuka. Kebiasaan penghuni untuk membangun kebersamaan dengan menonton TV, DVD atau sekedar ngobrol bersama, diwadahi oleh sofa besar one seater di ruang keluarga. Sofa bentuk bulat ini dapat menghilangkan sudut yang akan memberi kesan sempit pada ruangan.
Ruang Makan
Awalnya, area ruang makan adalah teras belakang, yang kemudian diubah fungsinya menjadi area makan yang nyaman sekaligus membuat ruang-ruang terasa lapang. Agar sirkulasi udara dan pencahayaan tetap terakomodasi, ruang makan didesain terbuka menggunakan penutup atap transparan. Sepanjang dinding ruang makan ditempatkan cermin untuk memberikan kesan luas pada area yang terbatas ini. Kesan natural dan homey terlihat dari penggunaan perangkat meja kursi makan terbuat dari kayu solid yang merupakan karya desain Julian. Penambahan kursi rotan untuk menghadirkan gaya eklektik.
Kamar Anak
Pemilihan tempat tidur berbahan besi, menyesuaikan dengan tempat tidur di kamar utama. Selain itu, juga untuk faktor keamanan dan ketahanan, mengingat si kecil Takeo dan Aoki yang masih hobi lompat-lompat. Sebagai unsur percantikan, digunakan stiker dengan karakter favorit, seperti jerapah, lebah, dan ular. Menariknya, desain karakter dibuat sendiri oleh seluruh anggota keluarga, sehingga terasa istimewa.
Kamar Tidur Utama
Sebagai tempat untuk beristirahat, kamar tidur sengaja dibuat minim furnitur agar terasa lapang dan nyaman. Pilihan warna tosca mewakili keinginan pemilik untuk sebuah ruang yang teduh dan kalem, sebagai tempat beristirahat yang hangat. Posisi lemari pakaian memanfaatkan coakan dinding di sisi tempat tidur, membuat ruangan terlihat “clean”. Sisi lain menuju kamar mandi, terdapat wardrobe yang sekaligus berfungsi sebagai cabinet TV dan “hidden door” menuju ke kamar mandi. Penempatan wardrobe menjadikan tempat tidur sebagai center of area, Standing lamp dengan kap buatan nyonya rumah di samping tempat tidur makin melengkapi kehangatan di kamar tidur.