kala etnik berpadu modern tropis
- Kategori Induk: ARSITEKTUR & DESIGN
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Kamis, 05 April 2012 19:38
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 4053
- 05 Apr
Rancangan rumah ini tercipta dari hasil kompromi yang baik, untuk memadukan dua keinginan gaya desain yang berbeda. Beberapa detil motif, pola dan tekstur hadir untuk menyatukan unsur etnik dan kekinian.
Bagi Satrio Herlambang, arsitek dan pengusaha, segala hal yang beraliran modern, kekinian dan simpel merupakan suatu yang menarik baginya. Itu pula yang ditampilkannya pada desain rumahnya yang terletak di lingkungan Kebayoran, di tengah kota Jakarta. Namun, kesukaan Satrio harus disatukan dengan kecintaan sang isteri Sasha yang sangat menghargai sesuatu yang kreatif, dekoratif dan condong pada beragam hal etnik. Menyatukan dua selera yang berbeda, ditambah dengan usaha mempertahankan bagian-bagian tertentu saat renovasi rumah dilakukan, menjadi hal menarik untuk disimak. Rumah ini berangkat dari renovasi rumah lama yang desainnya kental dengan rumah-rumah Kebayoran tempo dulu. Desain rumah dikembangkan seefisien mungkin dengan memanfaatkan beberapa material bekas bangunan lama yang masih bisa digunakan. Material struktur rangka atap kuda-kuda yang masih cukup kuat, didaur ulang menjadi penutup lantai teras yang sekaligus berfungsi sebagai ruang tamu.
Ruang keluarga yang terang dan lapang, dilengkapi void luas dengan bilah-bilah vertikal dari kayu sebagai elemen dekoratif.
Tips :
Area foyer adalah area yang potensial untuk menjadi pusat perhatian sebuah ruang. Jadi sayang, jika area ini dibiarkan polos atau sama dengan area-area lainnya. Kita bisa menggunakan warna-warna yang sangat tua dan menyolok, semisal cokelat kopi, atau merah. Dan, jangan takut ruangan akan terlihat gelap atau sempit.
Rumah yang awalnya terdiri dari satu lantai plus sedikit ruangan di lantai dua, dikembangkan seluruhnya menjadi dua lantai sesuai dengan tuntutan kebutuhan ruang. Beberapa ruang posisi dan bentuknya masih dipertahankan, namun beberapa ruang lainnya didesain ulang dengan menambah unsur-unsur dekoratif. Keberadaan ruang terbuka berupa inner courtyard tetap dipertahankan, karena akan menciptakan pergerakan udara yang baik dalam ruangan. Dimulai dari area foyer, yang menyisakan sebagian dinding bercat merah di tengah-tengahnya. Dinding ini sekaligus berfungsi sebagai pembatas kearah ruang keluarga. Sebuah kaca cermin etnik dan kotak kuno menghias foyer.
Di balik foyer terdapat ruang keluarga yang luas. Sebagai focal point ruangan terdapat panel kayu dengan bilah-bilah vertikal di bagian atasnya, yang menjadi latar belakang kabinet televisi sekaligus partisi pemisah area tangga. Posisi bilah vertikal ini menerus hingga ke lantai dua, menembus void dan membuat kesinambungan antara lantai dasar dan lantai atas. Bilah-bilah vertikal ini menjadi elemen dekoratif yang mempercantik ruangan di tengah minimnya elemen dekoratif yang ada. Suasana di ruang keluarga terlihat lapang dan terang. Hanya terdapat seperangkat sofa dan single chair melengkapi saat santai menonton televisi, serta sebuah piano di balik dinding foyer. Adapun suasana lapang dan terang cahaya alami diperoleh dari void, serta bukaan inner courtyard di sisi kanan dan dari arah garasi di sisi kiri. Pemanfaatan bukaan menjadi cross ventilation membuat bangunan ini seakan “bernafas” sepanjang hari. Beberapa batang pohon bambu, sebuah “pintu” kayu berukir dan dinding bata menghias inner courtyard. Area ini juga sekaligus menjadi pemisah antara kamar mandi tamu dan ruang tidur tamu. Material kaca sandblast dipilih sebagai dinding pemisahnya, sehingga cahaya terang alami masih bisa tertangkap.
“Ruang makan dengan sentuhan etnik dilengkap bukaan pintu lebar ke arah halaman belakang yang diisi hamparan rumput hijau”
Berlanjut ke area belakang, yang merupakan ruang makan dan pantry. Jika awalnya ruang makan agak tertutup dengan minim bukaan, maka saat renovasi dibuat bukaan yang lebih lebar dengan pintu-pintu kaca. Halaman belakang berupa pelataran rumput yang berhadapan dengan ruang makan menjadi potensi yang tidak disia-siakan. Kegiatan bersantap di ruang makan menjadi makin menyenangkan saat menikmati udara segar lewat halaman belakang. Sementara itu di lantai dua, difungsikan untuk menampung ruang-ruang yang sifatnya privat, seperti kamar tidur utama, kamar tidur anak, mushola dan ruang bermain anak. Meski tak banyak mendapat sentuhan dekoratif melalui pengolahan dinding, lantai ataupun plafond, rumah ini tetap terlihat homey. Ini tak lain berkat penataan dan penggunaan aksesoris yang sesuai dengan porsinya. Tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Berkreasi dengan Motif dan Pola Sentuhan dekoratif ditampilkan secara maksimal pada fasad bangunan, dengan tetap menyatukan unsur kekinian dan etnik.
Konsep fasad rumah berangkat dari perpaduan sederhana antara material masif dan transparan. Bentuk geometri yang bercita rasa lokal tropis dipadu dengan unsur etnik menjadi nilai tambah visual yang catchy, saat diaplikasikan dengan material modern untuk mendapatkan rasa kekinian dan modernitas desain. Fasad rumah menampilkan flying box yang diperoleh dari dinding lantai dua yang dilapis papan kayu imitasi dari composit plastic, sebagai wujud kekuatan ruang dengan bentuk variasi maju mundur yang seimbang. Untuk mengimbangi bentuk masif dari box ini, digunakan material kaca yang diaplikasikan secara variatif untuk mendapatkan variasi bentuk fasad. Kombinasi masif dan transparan dilengkapi dengan konsep secondary skin dari material plat besi, dengan teknik “laser cutting “ bermotif batik floral yang berulang. Motif plat laser cutting bertujuan untuk menambah daya tarik fasad sebagai pelengkap etnik modern tropis dari rumah ini.