Tak Pernah Surut Peminat


Daan Mogot Baru (DMB), merupakan sebuah kawasan berkonsep kota dalam kota yang terletak di jantung Jakarta Barat. Perumahan seluas 70 HA ini, merupakan persembahan PT. Fajar Surya Perkasa (PT. Fassa) yang didesain oleh DP Architect – sebuah perusahaan terkemuka berskala internasional.

     Minat konsumen untuk berhuni di DMB, tak pernah surut dan bahkan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Maklum saja, selain lingkungannya tertata apik, perumahan yang telah dihuni sekitar 2.000 KK ini pun memiliki akses yang sangat baik berkat lokasinya yang diapit dua ruas tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Menuju ke bandara internasional Soekarno – Hatta, dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 15 menit dari DMB. Berbagai fasilitas pendidikan terkemuka seperti Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, serta Ukrida pun terletak tak jauh dari perumahan ini. Kebutuhan sehari-hari penghuni pun sangat diperhatikan PT. Fassa. Berbagai fasilitas berkelas, telah lama beroperasional dan tersedia dalam rentang jarak yang relatif berdekatan. Sebut saja mal Matahari, Rumah Sakit Hermina, sekolah Dian Harapan, supermarket bahan bangunan Mitra 10, hingga area komersial berupa ruko.

     “Kawasan yang telah hidup, membuat harga properti di DMB terus melesat. Imbasnya, para konsumen dapat menuai gain signifikan dan dengan sendirinya terdorong untuk kembali membeli properti di DMB, lantaran menyadari adanya capital gain yang menggiurkan,“ jelas Juan Panca – General Manager DMB.

Hadirkan Kondominium Menengah Berkonsep Hijau
Melihat animo konsumen yang sedemikian tinggi sedangkan lahan yang tersedia kian terbatas, mendorong PT. Fassa untuk menghadirkan inovasi berupa hunian Sederet fasilitas maksi pun tersedia bagi para penghuni kondominium yang ditawarkan dengan sistem hak milik (strata title) ini. Diantaranya adalah kolam renang berkonsep lagoon, area sosialisasi yang terletak diantara setiap tower, serta Downtown Walk yang menghadirkan convenience store, drugstore, laundry, coffee shop, resto, dan lain sebagainya. Setiap unit hunian pun dilengkapi dengan balkon, termasuk pada tipe one bedroom, sesuatu yang jarang ditemukan pada kondomium kelas menengah. Sebagai aplikasi dari konsep hijau yang diusung, Sky Terrace tak hanya menghadirkan area hijau sebesar 60 persen. Bangunannya pun didesain dengan banyak bukaan, guna memperlancar sirkulasi udara dan memenuhi kebutuhan cahaya alami. Selain sehat, konsumsi listrik pun jadi lebih ekonomis. Tipe yang tersedia berupa one bed room seluas 35 m² seharga Rp 300 juta-an, two bed room seluas 48 m² seharga Rp 400 jutaan, dan three bed room seluas 68 m² seharga Rp 600 juta-an.

      Saat ini, angka penjualan tower Uluwatu yang lebih dulu dipasarkan telah mencapai 85 persen. Sedangkan tower Pecatu, sekitar 60 persen. Pembangunan Sky Terrace, direncanakan selesai pada bulan Desember 2013. Saat itu, tentu konsumen kembali dapat menikmati keuntungan berlipat, baik dari nilai jual maupun yield atas sewa unit hunian yang dimiliki. vertikal berbentuk kondominium yang bertajuk Sky Terrace. Hadir dalam balutan desain minimalis modern dan dibangun diatas lahan seluas 13.000 m², kondominium ini terdiri dari tiga tower yang merangkum 525 unit. Ketiganya adalah tower Uluwatu setinggi 19 lantai, tower Sanur setinggi 19 lantai, serta tower Pecatu setinggi 23 lantai.