CONSERVATION & MANAGEMENT of HISTORIC BUILDING
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Jumat, 20 Maret 2009 21:51
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2237
- 20 Mar
Berikut catatan Rudy Dewanto Ibrahim selama mengikuti program ini. Pada tanggal 19 September 2008, saya bertolak dari Surabaya menuju Amsterdam. Transit sebentar di Kuala Lumpur Malaysia. Saya sengaja mampir Amsterdam dahulu sebelum menuju ke Swedia, karena saya ingin menemui seorang teman disana dan sekalian potret-potret kota Amsterdam sebagai bahan tulisan-tulisan saya nanti. Pukul 06.00 pagi waktu Amsterdam saya mendarat di bandara Schiphol, setalah 12 jam nonstop berada diudara.
Saya tidak menyangka, jam enam pagi di Amsterdam ternyata masih gelap gulita. Kalau di Surabaya, sudah terang benderang, kadang sudah panas pula. Di sini saya dijemput sama mas Wiby, seorang warga Indonesia yang sudah tinggal di Amsterdam selama 7 tahun. Beliau di Amsterdam bekerja di Perusahaan IT. Saya hanya tinggal 2 hari 1 malam disini.
Besoknya saya melanjutkan perjalanan selama 1,5 jam ke Kopenhagen Denmark lewat udara untuk selanjutnya naik kereta menyeberangi laut Baltik menuju Lund, sebuah kota kecil di Swedia bagian selatan, tempat International Training itu diadakan. Saking dekatnya jarak antar Negara di Eropa, saya sempat merasakan, dalam sehari, saya makan pagi di Belanda, makan siang di Denmark dan makan malam di Swedia
Hari senin, tanggal 22 September 2008, training dimulai. Kami, seluruh partisipan saling berkenalan. Umumnya mereka adalah arsitek. Beberapa adalah dosen, praktisi LSM, staf badan konservasi dinegaranya, Insinyur sipil serta, staf museum dinegaranya. Hari pertama ini diisi dengan pengenalan program training, pengenalan kampus, serta tata cara menggunakan fasilitas kampus seperti studio computer, perpustakaan dan lain-lain. Belum banyak kegiatan yang menyita pikiran dan tenaga, karena mungkin panitya tahu sebagian dari kita masih harus beradaptasi dengan efek jetlag, sehingga kadang penyakit kantuk tiba-tiba menyerang disiang hari. {mosimage}
Malamnya, panitya mengadakan welcome dinner, di hotel tempat kami menginap First Hotel Planetstaden. Sebagian staf pengajar dari Lund University datang termasuk ketua panitya Annette Wong Jere. Secara simbolik mereka mengucapkan selamat datang di Swedia dan dilanjutkan dengan bercengkarama akrab sesama peserta dan panitya.
Training ini dikuti oleh 20 negara dari empat benua, Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Latin. 20 negara itu antara lain adalah Bangladesh, Bolivia, Brazil, Chile, Columbia, Ecuador, Ethiopia, India, Indonesia, Kenya, Kosovo, Nepal, Peru, Philippines, Serbia, Tanzania, Uruguay dan Vietnam. Masing-masing diwakili antara 1 sampai 3 orang. Kebetulan dari Indonesia, hanya saya.
Keesokan harinya, materinya adalah mengenai Europa Nostra Conservation yaitu restorasi dan konservasi gedung bersejarah yang ada di Eropa. Dipaparkan bagaimana cara penanganan, manajemen dan beberapa contoh pada gedung yang dilakukan restorasi. Materi ini diberikan oleh Catherine von Arnold.
Setelah istirahat, waktu dan tempat diberikan pada 26 peserta untuk memaparkan dan mempresentasikan proyek masing masing. Pada kesempatan ini, Rudy Dewanto mewakili Indonesia memaparkan tentang kondisi Candi Cetho pada saat ini, kerusakan dan problem yang dihadapi.
Materi tidak hanya diberikan dikelas. Tetapi beberapa materi diadakan langsung di objectnya atau diworkshop. Seperti pembuatan cat warna merah, warna dominan bangunan di Swedia. Heran juga, satu negara kok ya kompak suka warna merah semua. Alangkah monotonnya!!!!. Beberapa kali saya dan teman-teman "seperjuangan" mengunjungi object konservasi, seperti di Lundskrona, sebuah pulau kecil yang terletak ditengah laut yang memisahkan Swedia dan Denmark. Dari tempat hotel kami menginap, kami naik bus dan dilanjutkan naik ferry menuju pulau.
Jadi ingat kalau menyeberang ke Bali naik ferry, kapalnya sama, waktu tempuhnya pun hanya 20 menit. Cuma yang beda, saya tidak menemukan pedagang asongan hilir mudik menawarkan dagangannya.
Pada kesempatan lain, kami juga mengunjungi ibukota Swedia, Stockholm. Jarak tempuhnya dari Lund, hampir 500 km dan kami naik bus yang nyaman. Perjalanan hampir 10 jam, akan tetapi tidak nonstop, karena kami mampir-mampir, entah itu sekedar coffee break, atau makan siang. Tetapi sebenarnya dalam perjalanan ini kami juga mengunjungi Linkoping Katedral, sebagai salah satu object materi konservasi untuk kami.
Di Stockholm, kami menginap di hotel Tegnerlunden, saya dapat kamar dilantai 5 bersama temen saya dari Filipina, Jojo. Besoknya kami mengunjungi beberapa tempat menarik seperti Ostra Stallet, Vasa Museum, Palace Drottningholm. Di Stockholm ini saya, sempat tersesat bersama Heidi, peserta dari Peru. Untungnya, orang Stockholm baik-baik, sehingga saya bisa kembali ke hotel sebelum jam 9 malam. (Bersambung)