Progres Pembangunan Rusunami, Secepat Namanya?
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Selasa, 02 Jun 2009 16:51
- Ditulis oleh adminrumahku
- Dilihat: 2856
- 02 Jun
Kali ini Wakil Presiden Jusuf Kalla terlihat berbeda. Raut mukanya menggambarkan suasana hati yang lain. Ia terlihat tersenyum lebar saat menyambangi Rusunami di Kemayoran. Pasalnya, beberapa tahun lalu di tempat yang sama beliau sempat melontarkan kritikan pedas terhadap pengembang yang membangun rusun tersebut. Juga hal yang sama dilakukannya di beberapa lokasi lain. Wajar saja, karena beliau sangat perhatian dengan program 1000 menara yang dicanangkan pemerintah, khususnya Rusunami ini, “Itu hal yang wajar. Sudah lima kali saya datang ke sini hanya untuk melihat progress pembangunan rusunami. Kalau tidak saya kritik, bagaimana bisa selesai tepat waktu bila tidak dipantau. Saya sangat betul-betul perhatian dengan rusunami. Dan kritikan saya ternyata membawa hasil yang menggembirakan,” ungkap Wapres
Senyum terus diumbarnya saat menghadiri topping off tower A2 dan A3 Rusunami milik Perum Perumnas di Kemayoran pagi itu. Sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat Mohammad Yusuf Asy’ari mengaku pembangunan rusunami baru bisa digenjot akibat kemarahan Wapres saat meninjau pembagunan rusunami Kemayoran pada 15 Maret 2008.
Pada acara tersebut, Wapres Jusuf Kalla didampingi Menpera Yusuf Asy’ari, Wagub DKI Prijanto serta Dirut Perum Perumnas Himawan Arief Soegoto. Wapres menjelaskan bahwa selama ini 30% gaji pekerja habis untuk biaya transportasi. Karena itu, dengan menyediakan rusunami di dekat lokasi kerja maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Masyarakat yang tak mampu disubsidi oleh pemerintah. Yang mampu beli rumah mewah, bayar pajak. Pajak itu kita gunakan membangun ini (rusunami),” kata Wapres.
Kalla juga menjelaskan bahwa di bekas bandara Kemayoran, sudah dialokasikan 50 ha lahan yang diperuntukan pembangunan rusunami. Dan saat ini baru sebanyak 5 ha yang siap untuk dibangun. Dengan 50 ha tersebut bisa dibangun sebanyak 150 tower. Sebelumnya, Menpera melaporkan bahwa saat ini secara bersamaan dibangun sekitar 100 tower rusunami di seluruh Indonesia.
“Penyelesaian atap tower A3 rusunami Bandar Kemayoran ini merupakan yang ke 17 dari 70 tower rusunami yang sedang dibangun secara bersamaan di seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara Dirut Perum Perumnas Himawan mengatakan di Kemayoran ini, Perumnas sedang membangun tiga tower. Satu tower yakni A3 sudah memasuki tahap penyelesaian, sedangkan tower A2 sudah mencapai 15 lantai dan tower A1 masuk tahap konstruksi. “Minat masyarakat terhadap rusunawi Bandar Kemayoran ini sangat tinggi. Saat ini setidaknya sudah ada 8.700 orang yang berminat,” kata Himawan
Semua pihak berharap program Rusunami jangan hanya bicara potensi saja. Namun harus dipercepat pembangunan termasuk menyelesaikan hambatan yang saat ini masih ada. Percepatan pembangunan Rusunami menjadi tanggungjawab semua stakeholder, Menpera hanya berusaha untuk mendorong semua pihak agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Namun bila tidak ada pengawasan dari pemerintah, maka image program 1000 menara hanya wangi di awalnya saja.
Terkait hal tersebut pihak Kementerian, kata Menpera, terus meminta para pengembang Rusunami untuk menyampaikan semua keluhan dan kesulitan yang dihadapi kepada Tim Percepatan Pembangunan Rusunami. Hal serupa juga pernah dialami pada awal pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RSh) yang kelihatannya berjalan lambat, tetapi setelah permasalahan diselesaikan satu per satu akhirnya berjalan juga.
Contohnya mengenai soal perizinan yang masih dirasakan oleh pengembang di sejumlah lokasi membutuhkan waktu enam bulan. Padahal, yang demikian bila dipersingkat waktu dan birokrasinya menjadi satu bulan, maka pembangunan Rusunami akan berlangsung lebih cepat. Menpera menambahkan, lancar tidaknya pembangunan Rusunami sangat bergantung kepada kondisi di lapangan, seperti masyarakat menyatakan setuju terhadap Rusunami, namun bisa juga berbalik arah. Saat ini Kemenpera terus membenahi Norma Standar Pelayanan Manual (NSPM) bersamaan dengan mempercepat sejumlah pembangunan Rusunami pada Agustus 2008.
Menpera mengakui, masih perlu pembenahan berbagai kendala seperti menyangkut pembiayaan, izin, lokasi, termasuk hak atas tanah agar dapat dicarikan jalan keluar terbaik.
Pengembang Belum Terima Insentif Rusunami
Sementara itu, Ketua DPP REI, Teguh Satria mempersilakan anggotanya mengevaluasi ulang kelayakan proyek rumah susun sederhana milik (rusunami), menyusul segera ditetapkannya petunjuk teknis proyek itu oleh Pemprov DKI. Teguh mengatakan organisasi ataupun Kementerian Negera Perumahan Rakyat tidak bisa memaksa pengembang yang ingin membatalkan atau memperkecil unit rusunaminya.
Pengembang yang selama ini menggarap rusunami belum menikmati insentif apa pun dari pemerintah, karena mayoritas insentif diberikan untuk konsumen. “Pengembang itu belum dapat insentif. Subsidi, insentif pajak itu untuk konsumen. Paling pajak penghasilan yang harus dibayar pengembang saja yang berubah. Jadi kalau mau dibangun apartemen biasa silakan saja,” ujarnya.
Subsidi rusunami juga baru akan dikucurkan oleh pemerintah jika proyek sudah memasuki tahap penutupan atap (topping off). Harga tanah yang dibeli pengembang juga tidak mendapat keistimewaan
Kelayakan usaha rusunami dipastikan akan mengalami perubahan dengan adanya rencana Pemprov DKI yang memangkas batas ketinggian melalui KLB. Koefisien tersebut akan diperkecil dari sebelumnya 6 menjadi maksimal 3,5. Menurut dia, pengembang masih bebas berkreasi apakah proyeknya mau dilanjutkan untuk dikembangkan menjadi rusunami atau apartemen menengah.
Pengembang masih bisa menerapkan konsep campuran antara unit rusunami yang murni disubsidi dengan unit nonsubsidi jika perhitungan bisnis masih memungkinkan. REI, lanjut Teguh, sudah menyampaikan seluruh aspirasi dan permasalahan pengembang kepada Pemprov DKI. Pengembang akan mengikuti seluruh aturan yang akan ditetapkan oleh pemerintah dalam menjalankan bisnis. Namun, pemerintah juga tidak mungkin memaksa pengembang untuk tetap membangun seluruh menara rusunami. Pemprov DKI berencana mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) proyek rusunami untuk mengatur program 1.000 menara di Ibu Kota. Pembahasan juknis rusunami sendiri sudah dilakukan sejak September 2008 lalu.
Entah sudah tersosialisasikan atau belum, namun banyak pengembang yang masih membangun melebihi ketentuan. Meskipun demikian, proyek rusunami yang sudah telanjur dibangun pengembang di DKI tidak banyak, masih di bawah 10 proyek. Pengembang masih banyak melakukan aksi menunda proyek sambil menunggu aturan yang lebih jelas keluar. Paling tidak, pengembang harusnya bisa bersinergi dengan pemerintah demi lancarnya program rusunami di masa depan. Jangan hanya mengeluh soal ini dan itu. Kalau pengembang hanya mampu membangun sebatas galah, jangan coba bermain menara.